Hal-Hal Yang Membatalkan Iman
Kitab Tauhid 2
oleh: Team Ahli Tauhid
Pembatal iman atau "nawaqidhul iman" adalah sesuatu yang dapat menghapuskan iman sesudah iman masuk didalamnya yakni antara lain:
1. Mengingkari rububiyah Allah
atau sesuatu dari kekhususan-kekhususanNya, atau mengaku memiliki
sesuatu dari kekhususan tersebut atau membenarkan orang yang
mengakuinya. Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman: "Dan mereka berkata,
‘Kehidupan ini tak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan
kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa', dan mereka
sekali-kali tidak mempu-nyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain
hanyalah menduga-duga saja." (Al-Jatsiyah: 24)
2. Sombong serta menolak beribadah kepada Allah.
Allah
Subhannahu wa Ta'ala berfirman: "Al-Masih sekali-kali tidak enggan
menjadi hamba bagi Allah, dan tidak (pula enggan) malaikat-malaikat yang
terdekat (kepada Allah). Barangsiapa yang enggan dari menyembahNya dan
menyombongkan diri, nanti Allah akan mengumpulkan mereka semua
kepadaNya. Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal shalih, maka
Allah akan menyempurnakan pahala mereka dan me-nambah untuk mereka
sebagian dari karuniaNya. Adapun orang-orang yang enggan dan
menyombongkan diri, maka Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan yang
pedih, dan mereka tidak akan memperoleh bagi diri mereka, pelindung dan
penolong selain daripadaNya." (An-Nisa': 172-173)
3. Menjadikan perantara dan penolong yang ia sembah atau ia mintai (pertolongan) selain Allah.
Allah
Subhannahu wa Ta'ala berfirman: "Dan mereka menyembah selain Allah apa
yang tidak dapat mendatangkan kemadharatan kepada mereka dan tidak
(pula) kemanfaatan, dan mereka berkata, 'Mereka itu adalah pemberi
syafa'at kepada kami di sisi Allah'. Katakanlah, 'Apakah kamu
mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahuiNya baik di langit dan
tidak (pula) di bumi? Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari apa yang mereka
persekutukan (itu)." (Yunus: 18)
"Hanya
bagi Allah-lah (hak mengabulkan) do'a yang benar. Dan berhala-berhala
yang meraka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatu pun
bagi mereka, melainkan seperti orang membukakan kedua telapak tangannya
ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat
sampai ke mulutnya. Dan do'a (ibadah) orang-orang itu, hanyalah sia-sia
belaka." (Ar-Radu: 14)
4. Menolak sesuatu yang ditetapkan Allah untuk diriNya atau yang ditetapkan oleh RasulNya.
Begitu
pula orang yang menyifati seseorang (makhluk) dengan sesuatu sifat yang
khusus bagi Allah, seperti ilmu Allah. Termasuk juga menetapkan sesuatu
yang dinafikan Allah dari diriNya atau yang telah dinafikan dariNya
oleh RasulNya Shalallaahu alaihi wasalam.
Allah
berfirman kepada Rasulnya: "Katakanlah, Dialah Allah, yang Mahaesa,
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepadaNya segala sesuatu. Dia tidak
beranak dan tiada pula diperanakkan dan tidak ada seorang pun yang
setara dengan Dia." (Al-Ikhlas: 1-4)
"Hanya
milik Allah asma' husna , maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut
asma' husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari
kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapat
balasan terhadap apa yang mereka kerjakan." (Al-A’raf: 180)
"Tuhan
(yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara
keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadat
kepadaNya. Apakah kamu mengetahui ada seseorang yang sama dengan Dia
(yang patut disembah)?" (Maryam: 65)
5. Mendustakan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam tentang sesuatu yang beliau bawa.
Allah
Subhannahu wa Ta'ala berfirman: "Dan jika mereka mendustakan kamu, maka
sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan
(rasul-rasulNya); kepada mereka telah datang rasul-rasulNya dengan
mambawa mu'jizat yang nyata, zubur, dan kitab yang memberi penjelasan
yang sempurna. Kemudian Aku adzab orang-orang yang kafir; maka
(lihatlah) bagaimana (hebatnya) akibat kemurkaanKu." (Fathir: 25-26)
6. Berkeyakinan bahwa petunjuk Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam tidak sempurna atau
menolak suatu hukum syara' yang telah Allah turunkan kepadanya, atau
meyakini bahwa selain hukum Allah itu lebih baik, lebih sempurna dan
lebih memenuhi hajat manusia, atau meyakini kesamaan hukum Allah dan
RasulNya dengan hukum yang selainnya, atau meyakini dibolehkannya
berhukum dengan selain hukum Allah.
Allah Subhannahu wa Ta'ala
berfirman: "Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku
dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa
yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak ber-hakim kepada thagut
itu, padahal mereka telah diperintah meng-ingkari thagut itu. Dan syetan
bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya." (An-Nisa': 60)
"Maka
demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian
mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang
kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya." (An-Nisa': 65)
"Barangsiapa yang tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir." (Al-Maidah: 44)
7. Tidak mau mengkafirkan orang-orang musyrik atau ragu tentang kekafiran mereka, sebab hal itu berarti meragukan apa yang dibawa oleh baginda Rasul Shalallaahu alaihi wasalam.
Allah
Subhannahu wa Ta'ala berfirman: "…dan mereka berkata, Sesungguhnya kami
mengingkari apa yang kamu disuruh menyampaikannya (kepada kami), dan
sesungguhnya kami benar-benar dalam keragu-raguan yang menggelisahkan
terhadap apa yang kamu ajak kami kepadanya." (Ibrahim: 9)
8. Mengolok-olok atau mengejek-ejek Allah atau Al-Qur'an atau agama Islam
atau pahala dan siksa dan yang sejenisnya, atau mengolok-olok
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam atau seorang nabi, baik itu
gurauan maupun sungguhan.
Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman:
"Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan
itu), tentulah mereka akan menjawab, 'Sesung-guhnya kami hanyalah
bersenda gurau dan bermain-main saja.' Katakanlah, 'Apakah dengan Allah,
ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok?' Tidak usah kamu
minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman." (At-Taubah: 65-66)
9. Membantu orang musyrik atau menolong mereka untuk memusuhi orang muslim.
Allah
Subhannahu wa Ta'ala berfirman: "Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi
pemimpin-pemimpin (mu); sebagian mereka adalah pemimpin bagi pemimpin
yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka sebagai pemimpin,
maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesung-guhnya
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim." (Al-Maidah: 51)
10.
Meyakini bahwa orang-orang tertentu boleh keluar dari ajaran Rasulullah
Shalallaahu alaihi wasalam, dan tidak wajib mengikuti ajaran beliau.
Allah
berfirman: "Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan
telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Kuridhai Islam itu menjadi
agama bagimu." (Al-Maidah: 3)
11. Berpaling dari agama Allah, tidak mau mempelajarinya serta tidak mau mengamalkannya.
Allah
Subhannahu wa Ta'ala berfirman: "Dan siapakah yang lebih zhalim
daripada orang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian
ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan
kepada orang-orang yang berdosa." (As-Sajdah: 22)
Inilah
sebagian pembatal-pembatal iman yang paling nyata. Masih banyak
pembatal-pembatal iman yang lain seperti sihir, menolak Al-Qur’an baik
sebagian maupun keseluruhannya, atau meragukan ke-mu'jizatannya atau
menghina mushaf atau sebagiannya, atau menghalalkan sesuatu yang sudah
disepakati keharamannya seperti zina atau khamar, atau menghujat agama
serta mencelanya.
Na'udzu billah min dzalik. Wallahu a'lam!
0 komentar:
Posting Komentar