Jumat, 15 November 2013

Munculnya Jaman Kekacauan (Fitnah-fitnah)

Munculnya Jaman Kekacauan (Fitnah-fitnah)

عَنْ حُذَيْفَةَ؛ قَالَ: كُنَّا عِنْدَ عُمَرَ. فَقَالَ: أَيُّكُمْ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَذْكُرُ الْفِتَنَ؟ فَقَالَ قَوْمٌ: نَحْنُ سَمِعْنَاهُ. فَقَالَ: لَعَلَّكُمْ تَعْنُوْنَ فِتْنَةَ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَجَارِهِ؟ قَالُوْا: أَجَلْ. قَالَ:
تِلْكَ تُكْفِرُهَا الصَّلاَةَ وَالصِّيَامَ وَالصَّدَقَةَ. وَلَكِنْ أَيُّكُمْ سَمِعَ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم يَذْكُرُ الْفِتَنَ الَّتِي تَمُوْجُ مَوْجَ الْبَحْرِ. قَالَ حُذَيْفَةَ: فَأَسْكَتَ الْقَوْمُ. فَقُلْتُ: أَنَا. قَالَ: أَنْتَ، ِللهِ أَبُوْكَ! قَالَ حُذَيْفَةُ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ:
تُعْرَضُ الْفِتَنُ عَلَى الْقُلُوْبِ كَالْحَصِيْرِ عَوْدًا عَوْدًا. فَأَيُّ قَلْبٍ أُشْرِبَهَا نُكِتَ فِيْهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءٌ. وَأَيُّ قَلْبٍ أَنْكَرَهَا نُكِتَ فِيْهِ نُكْتَةٌ بَيْضَاءٌ. حَتىَّ تَصِيْرُ عَلَى قَلْبَيْنِ، عَلَى أَبْيَضَ مِثْلِ الصَّفَا. فَلاَ تَضُرُّهُ فِتْنَةٌ مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَاْلأَرْضُ. وَاْلآخَرُ أَسْوَدُ مُرْبَادًّا، كَالْكَوْزِ مُجَنِّيْحًا لاَ يَعْرِفُ مَعْرُوْفًا وَلاَ يُنْكِرُ مُنْكَرًا. إِلاَّ مَا أُشْرِبُ مِنْ هَوَاهُ.
قَالَ حُذَيْفَةُ: وَحَدَثْتُهُ؛ أَنَّ بَيْنَكَ وَبَيْنَهَا بَابًا مُغْلَقًا يُوْشِكُ أَنْ يُكْسَرَ. قَالَ عُمَرُ: أَكَسْرًا، لاَ أَبَا لَكَ! فَلَوْ أَنَّهُ فُتِحَ لَعَلَّهُ كَانَ يُعَادُ. قُلْتُ: لاَ. بَلْ يُكْسَرُ. وَحَدَثْتُهُ؛ أَنَّ ذَلِكَ الْبَابُ رَجُلٌ يُقْتَلُ أَوْ يَمُوْتُ. حَدِيْثًا لَيْسَ بِاْلأَغَالِيْطِ.
Hadis riwayat Hudzaifah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Ketika kami bersama Umar Radhiyallahu’anhu ia bertanya: Siapakah di antara kalian yang mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda tentang fitnah? Beberapa sahabat berkata: Kami pernah mendengarnya. Umar berkata: Barangkali yang kalian maksudkan adalah fitnah seseorang berhubungan dengan keluarga dan tetangganya? Mereka menjawab: Ya, benar. Umar berkata: Itu bisa dihapus dengan shalat, puasa dan zakat. Tetapi (yang aku maksud), siapakah di antara kalian yang pernah mendengar sabda Nabi Shallallahu alaihi wassalam: Fitnah yang berombak seperti ombak laut? Orang-orang terdiam. Lalu Hudzaifah berkata: Aku. Umar berkata: Engkau, beruntung ayahmu (Lillahi abuka, pujian orang Arab kepada seorang yang istimewa). Kata Hudzaifah: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Fitnah-fitnah akan melekat di hati bagaikan tikar, dengan berulang-ulang. Setiap hati yang termakan fitnah itu, maka pada hatinya akan terdapat bintik hitam dan setiap hati yang menolaknya, maka akan muncul bintik putih. Sehingga hati tersebut menjadi terbagi dua, putih yang bagaikan batu besar, sehingga tidak akan terkena bahaya fitnah, selama masih ada langit dan bumi. Sedangkan bagian yang lain hitam keabu-abuan seperti kuali terbalik, tidak tahu mana yang baik dan mana yang buruk, kecuali hanya memperturutkan hawa nafsunya.” Kata Hudzaifah: “Saya ceritakan kepada Umar, bahwa diantara dia dan fitnah itu ada pintu yang terkunci yang hampir pecah.” Umar bertanya: “Sebenarnyakah dipecah? Kalau pintu itu dibuka dengan baik, mudah-mudahan bisa kembali seperti semula.” Kata Hudzaifah: “Tidak dibuka, melainkan dipecah. Saya ceritakan kepada Umar bahwa pintu itu maksudnya seorang laki-laki yang dibunuh atau meninggal. Berita ini bukan omong kosong belaka.”

 

0 komentar:

Posting Komentar