Senin, 04 November 2013

Rahasia Ilmu Ber Makrifatullah Bagian 4

rahasia ilmu makrifat

Assalammualaikum wr wb…[ BAG 1]

Mohon maaf sebelumnya kalo kali ini saya menyampaikan CATATAN CERITA PORNO yang udah pasti akan membuat anda marah atau gregetan……….

Catatan ini di kaji dari KITAB TEBERUBUT ( Kunci Pembuka dan Rahasia Ilmu Ma’rifattullah ) yang semoga dapat menambah wawasan ilmu dan di Redhoi oleh Allah swt, berikut “ cerita PORNO nya “ …:

hadist Rasulullah Saw bersabda :
“ Aku tinggalkan kepadamu dua pusaka yaitu KITAB ALLAH dan AHL BAIT NABI “ ( HR. Muslim,Tirmidzi dan Ahmad ).

Yang di maksud AHL BAIT NABI adalah Beliau sendiri dan keluarganya yang terdiri dari Syaidina Ali Bin Abi Thalib Ra,Fatimah,Hasan dan Husein.

Lalu Syaidina Ali Bin Abi Thalib Ra bersyair :
“ Zikir kepada Allah itu adalah makanan bagi jiwa, dan memuji Allah itu menjadi minuman jiwa, sedang malu kepada Allah menjadi pakaian bagi jiwa, Tidak ada lagi kelazatan yang lebih utama daripada berzikir hanya kepada Allah, dan tidak ada lagi nikmat yang lebih utama daripada berhubung dan bermesra dengan Allah.”

Syair ini hanya dapat dipahami oleh orang – orang yang ber TASSAWWUF atau orang-orang yang memahami IILMU MA’RIFATTULLAH , karena bermakna sebagai berikut :

Kalimat “ Zikir kepada Allah itu adalah makanan bagi jiwa, dan memuji Allah itu menjadi minuman jiwa “ mengisyaratkan ILMU HAKEKAT, yaitu :
ZIKIR kepada ALLAH itu adalah HAKEKAT DARI SHOLAT.
HAKEKAT MANUSIA ADALAH RUH yang dari pemahaman ini dapat MENGENAL DIRI bahwa DIRI SEBENAR-BENARNYA DIRI ADALAH JIWA ( NAFS ).

Jadi ILMU HAKEKAT itu untuk JIWA yang IBADAH UTAMANYA adalah ZIKIR KEPADA ALLAH karena duduk ilmunya di NYAWA / JIWA yang wajib untuk dibersihkan sebagaimana yang diisyaratkan dalam ASY SYAMS 8-10,yaitu :
" ....Allah mengilhamkan kepada JIWA itu jalan KEFASIKAN dan KETAQWAANNYA,sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan JIWA itu,dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.."

JIWA inilah yang akan kembali kepada ALLAH SWT dan hanya dengan kebersihan JIWA bisa didapatkan ketenangan sebagaimana yang di isyaratkan dalam surat Al FAJR 27-30 ,Yaitu :
“ Hai JIWA yang tenang,kembalilah kepada Tuhanmu dengan HATI yang PUAS lagi di RIDHOI NYA,maka masuklah kedalam Jama'ah hamba-hamba KU.."

Jadi ILMU HAKEKAT itu untuk MENCAPAI SEBENAR-BENARNYA TAQWA melalui kebersihan JIWA yang oleh karenanya dapat mencapai KETENANGAN JIWA Dan hanya dengan KETENANGAN JIWA yang di REDHOINYA seseorang dapat BERSERAH DIRI sebagaimana yang di isyaratkan dalam firman Allah swt :
“ Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benarnya Taqwa kepadaNYA, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan BERSERAH DIRI “. ( Alquran Surat Ali Imran 102 )

Lalu bagaimana dengan SHOLAT ?

SHOLAT itu duduk Ilmunya di ILMU SYAREAT dan untuk TUBUH karena dengan SHOLAT dapat mencegah perbuatan KEJI dan MUNGKAR sebagaimana yang diisyaratkan dalam firman Allah swt dalam surat Al Ankabut 45 :

" Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah ( Dzikrullah ) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan "

Jadi jangan hanya terpaku pada SHOLAT dalam ARTI SYAREAT saja tapi masuklah pada pemahaman SHOLAT untuk mengingat Allah ( ZIKIR KEPADA ALLAH yang duduk ilmunya di Ilmu Tarekat dan Ilmu HAKEKAT ) sebagaimana yang diisyaratkan dalam surat TAHA 14 :
“ Sesungguhnya AKU ini adalah ALLAH, Tidsak ada TUHAN ( Yang berhak disembah ) selain AKU, Maka sembahlah AKU dan DIRIKANLAH SHOLAT UNTUK MENGINGAT AKU “

2. Kalimat “ Malu kepada Allah menjadi pakaian bagi jiwa “ mengisyaratkan PEMAHAMAN DASAR ILMU MA’RIFATTULLAH, yaitu : Meyakini bahwa pada diri manusia ada Allah swt sebagai HAKEKAT NUR MUHAMMAD.

PEMAHAMAN DASAR ILMU MA’RIFATTULLAH yang di maksud adalah pemahaman tentang HAKEKAT MANUSIA atau pemahaman tentang MENGENAL DIRI SEBENAR-BENARNYA DIRI karena dari sini seseorang akan dapat mengenal Allah swt sebagaimana yang di sampaikan oleh Imam Al Ghazali :
“Barangsiapa yang mengenal dirinya, maka dia bisa mengenal Rabb (Tuhan)-Nya”

Syehk mursyid Muhammad saman Al madani :
Bahwa yang sebenar-benarnya diri itu adalah RUH sebenar-benarnya RUH adalah NAFS / JIWA Sebenar-benarnya NAFS / JIWA itu adalah NAIK TURUN NAFAS NAIK TURUN NAFAS itu adalah SIR / RAHASIA dan yang dikatakan SIR / RAHASIA itu adalah NUR MUHAMMAD.

Jadi Allah swt pada diri manusia adalah HAKEKAT NUR MUHAMMAD yang menjadi RUH pada manusia yang menyatu tak terpisahkan, meliputi dan ada didalam diri manusia sesuai dengan yang diisyaratkan oleh Allah swt dalam firmannya surat QAF 16 :
" Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya "

Yang selanjutnya di pertegas dengan Hadist Rasulullah Saw :
“ Barang siapa melihat kepada sesuatu dan tidak dilihatnya ALLAH didalam sesuatu itu maka penglihatannya itu BATHIL yaitu SIA-SIA “.

Yang selanjutnya di perkuat lagi oleh para sahabat :
1. Sayyidina Abu bakar RA :
Tidak aku lihat sesuatu melainkan kulihat Allah sebelumnya
2. Sayyidina Umar RA :
Tidak aku lihat sesuatu melainkan kulihat ALLAH sesudahnya.
3. Sayyidina A USTMAN RA :
Tidak aku lihat sesuatu melainkan ALLAH besertanya.
4. Sayyidina Ali Karramallahu Wajhahu :
Tidak aku lihat sesuatu melainkan aku lihat ALLAH didalamnya.

( BACA PEMBAHASAN LENGKAPNYA DI KITAB TEBERUBUT )

Jadi Hanya dengan meyakini bahwa ALLAH SWT beserta diri kita maka rasa MALU DAPAT TERTANAM DALAM HATI sehingga karenanya tidak lagi berbuat MAKSIAT, atau secara Logika….Jika kita meyakini bahwa Allah swt ada pada diri kita maka apakah kita mampu berbuat maksiat dihadapanNYA…?

NYAWA / JIWA juga ada pada setiap MANUSIA sehingga ada istilah :
“Syuhudul Wahdah Fil Katsroh, Syuhudul Katsroh Fil Wahdah” yang artinya : Memandang yang Satu (Nur Muhammad ) ada pada yang banyak, memandang yang banyak ada pada yang Satu.

Yang bermakna bahwa NYAWA / JIWA yang ada pada diri sendiri ada juga pada Manusia yang lain ( yang banyak ) dan NYAWA yang ada Pada diri semua manusia yang banyak itu ada juga pada diri kita sendiri dan berasal dari asal yang sama jadi tidak memandang lagi adanya perbedaan dalam bentuk apapun yang oleh karenanya :

1. MALU, untuk menghina umat agama lain karena sama saja menghina Allah swt yang ada pada diri mereka.
2. MALU, Untuk menghujat atau mencaci maki orang lain karena sama saja menghujat atau mencaci maki Allah swt yang ada pada diri mereka.
3. MALU, Untuk berbohong karena sama saja berbohong pada Allah swt yang ada pada diri setiap orang.
4. MALU, Untuk berbuat MAKSIAT karena sama saja MENANTANG atau tidak takut pada Allah swt yang ada pada diri.

Coba bayangkan….ada istri / suami di sisi anda……apakah anda tidak MALU untuk selingkuh ?
Coba bayangkan …dihati dan pikiran anda selalu teringat suami / Istri….apakah anda tidak MALU ketika mau selingkuh ?

Sehingga benarlah bahwa MALU selayaknya menjadi pakaian JIWA yaitu JIWA JIWA ORANG – ORANG YANG BERIMAN.

3. Kalimat “ Tidak ada lagi kelezatan ( Kenikmatan ) yang lebih utama daripada berzikir hanya kepada Allah “ mengisyaratkan PEMAHAMAN YANG MENDALAM DARI ILMU MA’RIFATTULLAH, yaitu : Merasakan keberadaan Allah swt pada diri karena seungguhnya bukan diri ini yang berzikir tapi Allah swt yang memuja dirinya sendiri melalui lisan Hambanya sebagaimana yang diisyaratkan dalam sebuah hadist qudtsi Rasulullah saw bersabda: “Allah Swt. telah berfirman :

“ Tiada seorang hamba yang ber-taqorrub [mendekatkan diri] kepada-KU seperti dia menunaikan segala ke-fardhu-an-Ku ke atas dirinya. Dan sesungguhnya dia akan mendekatkan diri kepada-Ku dengan memperbanyak nawafil (sunnah) sehingga AKU mencintainya. Maka apabila AKU sudah mencintainya jadilah AKU umpama kaki yang ia berjalan dengannya dan tangan yang ia memukul dengannya dan lidah yang ia berucap dengannya dan hati yang ia berfikir dengannya. Dan apabila ia memohon-Ku niscaya AKU akan memberinya dan apabila dia berdoa kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkannya ” ( HR. Ibnus Sunni )

( BACA SELENGKAPNYA DI KITAB TEBERUBUT )

Pada tahap inilah yang disebut DZATTULHAQ ( Menyatu Dengan Allah ) di mana kesadaran diri lenyap kedalam kesadaran TUHAN dan hal ini bukanlah TEORI ILMU tapi sebuah PERISTIWA PERJALANAN SPIRITUAL YANG NYATA BUKAN MIMPI YANG DIPERJALANKAN OLEH ALLAH SWT kepada hambanya yang dipilih dan terpilih sehingga sifat ilmunya oleh sebagian orang menjadi Rahasia dan di Rahasiakan dan hanya di berikan kepada mereka yang berhak saja.

Sehingga benar adanya istilah…: “ BELUM MENGENAL ALLAH SWT JIKA BELUM MERASAKAN “….Namun tentu saja RASA yang dimaksud tidaklah sama untuk setiap orang tergantung dari pemahaman Ilmunya dan REDHO ALLAH SWT.

4. Kalimat ‘ tidak ada lagi nikmat yang lebih utama daripada berhubung dan bermesra dengan Allah.” Mengisyaratkan PEMAHAMAN YANG MENDALAM DARI ILMU MA’RIFATTULLAH, yaitu : BERTEMU DENGAN ALLAH SWT.

Bertemu dengan Allah yang di maksud sebagaimana yang di sampaikan dalam sebuah Hadist Dari ‘Ady Ibni Hatim beliau berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda :
“ Seseorang diantara kamu akan bercakap-cakap dengan TUHANNYA tanpa ada penterjemah dan dinding yang mendindinginya “ ( HR.BUKHARI )

Bertemu dengan TUHAN dalam hal ini adalah bertemu dengan ALLAH didunia ini namun bukan diartikan bertemu dengan DZAT MAHA MUTLAK ALLAH Swt melainkan bertemu ALLAH Swt sebagai HAKEKAT dari NUR MUHAMMAD.

( BACA URAIAN LENGKAPNYA DI KITAB TEBERUBUT )

Mereka yang Anti TASAWWUF dan anti SUFI menyatakan bahwa AJARAN yang ada pada Majelis TASAWWUF adalah SESAT karena dinilai tidak berdasarkan Alquran dan As Sunnah dan mereka selalu berkata “ HENDAKLAH BERPEDOMAN PADA ALQURAN DAN AS SUNNAH atau DARI APA YANG DISAMPAIKAN OLEH PARA SAHABAT , maka dalam catatan ini saya berusaha menyampaikan hal sederhana tentang BERPEDOMAN PADA ALQURAN DAN AS SUNNAH dan DARI APA YANG DISAMPAIKAN OLEH PARA SAHABAT tersebut.

Jika Rasulullah saw bersabda “ Aku tinggalkan kepadamu dua pusaka yaitu KITAB ALLAH dan AHL BAIT NABI “ ( HR. Muslim,Tirmidzi dan Ahmad ), Maka seharusnya kita berpedoman pada AL QURAN dan juga pada SYAIDINA ALI BIN ABHI THALIB R.A.

Lalu SYAIDINA ALI BIN ABHI THALIB R.A bersyair yang berdasarkan uraian tersebut diatas maka syairnya bermakna sebagai berikut ;

Adanya Pemahaman Ilmu Hakekat dan Ilmu Ma’rifattullah yang berarti ada pembenaran tentang adanya pembagian 4 tingakatan ilmu yaitu : ILMU SYAREAT, ILMU TAREKAT, ILMU HAKEKAT dan ILMU MA’RIFATTULLAH.

Pembagian 4 Tingkatan Ilmu ini BUKAN PEMBAGIAN STATUS SOSIAL MANUSIA sebagaimana yang dianut dalam agama HINDU atau BUDHA tapi sebagai kajian PEMAHAMAN YANG MENDALAM DARI ALQURAN DAN AS SUNNAH sebagaimana yang diisyaratkan dalam Surat Al baqarah 269,yaitu :

" ALLAH MENGANUGRAHKAN AL HIKMAH ( pemahaman yang dalam tentang alquran dan As sunnah ) kepada siapa saja yang Dia kehendaki dan barang siapa yang dianugerahi AL HIKMAH itu maka ia benar-benar telah di anugerahi karunia yang banyak dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran dari firman allah....................

Jadi sudah sangat jelas…., hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran dari firman Allah tersebut…..

2. Adanya Pemahaman dasar ILMU MA’RIFATTULLAH yaitu MEMAHAMI HAKEKAT MANUSIA dan MENGENAL DIRI SEBENAR-BENARNYA DIRI.
3. Adanya Pemahaman yang mendalam di dalam ILMU MA’RIFATTULLAH , yaitu BERTEMU DENGAN ALLAH
4. Adanya Pemahaman yang RAHASIA dan DIRAHASIAKAN di dalam ILMU MA’RIFATTULLAH, yaitu ; DZATTULLHAQ atau MENYATU DENGAN ALLAH.

Keseluruhan makna dari Syair tersebut hanya dapat di temukan dan dipelajari melalui METODE TASAWWUF atau melalui MAJELIS TASAWWUF yang selama ini dianggab sesat oleh sebagian umat islam.

Jadi kalo memang harus BERPEDOMAN PADA ALQURAN DAN AS SUNNAH atau DARI APA YANG DISAMPAIKAN OLEH PARA SAHABAT maka seharusnya juga harus menerima apa yang di sampaikan dalam METODE TASAWWUF yang juga menjadi ILMUNYA PARA SUFI atau dalam MAJELIS TASAWWUF yang menyampaikan tentang ILMU MA’RIFATTULLAH sebagaimana yang di isyaratkan oleh SYAIDINA ALI BIN ABI THALIB R.A dalam SYAIR tersebut diatas……jangan malah mengolok – ngolok seolah Para SUFI itu GOBLOK….,Itu sebabnya Allah swt berfirman dalam surat AL HUJURAT 11 :

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain ( karena ) boleh jadi mereka ( yang diolok-olokkan ) lebih baik dari mereka ( yang mengolok-olokkan ) dan jangan pula wanita-wanita ( mengolok-olokkan ) wanita-wanita lain ( karena ) boleh jadi wanita-wanita ( yang diperolok-olokkan lebih baik dari wanita ( yang mengolok-olokkan ) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil - memanggil dengan gelar yang buruk. seburuk-buruknya panggilan ialah panggilan yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat maka mereka itulah orang - orang yang zalim...."


Assalammualaikum wr wb…[ BAG 2 ]

Mohon maaf sebelum membaca catatan ini sebaiknya membaca juga catatan pada bagian yang pertama agar jadi seru ceritanya…..hehehe…….

Catatan ini di kaji dari KITAB TEBERUBUT ( Kunci Pembuka dan Rahasia Ilmu Ma’rifattullah ) yang semoga dapat menambah wawasan ilmu dan di redhoi oleh Allah swt, berikut “ cerita PORNO nya “ …:

Allah swt berfirman dalam surat QAF 16 , yaitu :
" Dan sungguh, Kami ( Allah ) telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami ( Allah ) lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya "

Mereka yang ber TASAWWUF ataupun PARA SUFI sering kali mendapat gelar GOBLOK, GAK BERAKAL bahkan SESAT dari mereka yang anti TASAWWUF dan ANTI SUFI karena menafsirkan Firman Allah swt tersebut diatas bahwa “ ALLAH ADA PADA DIRI MANUSIA “

Menurut PENAFSIRAN mereka yang anti TASAWWUF dan anti PARA SUFI yang dimaksud dalam kalimat “Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya “ adalah MALAIKAT “ dengan alasan MALAIKAT yang berada di kiri dan kanan Manusia untuk mencatat perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia dan ALLAH SWT TIDAK DAPAT DISERUPAKAN DENGAN APAPUN sebagaimana firman ALLAH SWT dalam surat AL IKHLAS, yaitu :

“ Katakanlah, DIA lah ALLAH yang maha esa, Allah adalah TUHAN yang bergantung padaNYA segala sesuatu, DIA tiada beranak dan tiada pula diperanakkan , dan tidak ada seorangpun yang setara ( Serupa ) dengan DIA “

Penafsiran mereka TIDAK SALAH namun juga BELUM TENTU BENAR karena Jika penafsiran mereka bahwa yang di maksud “ Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya “ adalah MALAIKAT maka seharusnya firman Allah swt tersebut berbunyi sebagai berikut :

" Dan sungguh, Kami ( MALAIKAT ) telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami ( MALAIKAT ) lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya "

Namun kenyataannya sampai saat ini tidak ada satupun Alquran dan terjemahannya yang diterbitkan dan beredar di Indonesia ( bahkan di seluruh dunia ) yang menulis ayat tersebut dengan kata “ kami ( MALAIKAT ) “ dan tetap menggunakan kalimat “ KAMI “ yang lebih mudah dipahami KAMI yang dimaksud adalah ALLAH tapi entah knapa justru malah menimbulkan banyak versi penafsiran. ( konon katanya karena sudah terlalu banyak orang pintar atau ahli tafsir….)

Dan pernyataan mereka bahwa ALLAH SWT TIDAK DAPAT DISERUPAKAN DENGAN APAPUN adalah BENAR yang dalam ILMU MA’RIFATTULLAH di pahami sebagai DZAT MAHA MUTLAK ALLAH.

Maka jadilah firman Allah swt ini sebagai BAHAN DEBAT KUSIR dan KONYOL antara mereka yang ber TASAWWUF atau PARA SUFI dengan mereka yang ANTI TASAWWUF atau ANTI PARA SUFI…yang seharusnya mencari KEBENARAN ILMUNYA.

Penafsiran yang dilakukan oleh mereka yang ber TASAWWUF atau PARA SUFI bahwa “ ALLAH ADA PADA DIRI MANUSIA “ berdasarkan Hadist Rasulullah Saw :

“ Barang siapa melihat kepada sesuatu dan tidak dilihatnya ALLAH didalam sesuatu itu maka penglihatannya itu BATHIL yaitu SIA-SIA “.

Yang selanjutnya di perkuat lagi oleh para sahabat :
1. Sayyidina Abu bakar RA :
Tidak aku lihat sesuatu melainkan kulihat Allah sebelumnya
2. Sayyidina Umar RA :
Tidak aku lihat sesuatu melainkan kulihat ALLAH sesudahnya.
3. Sayyidina A USTMAN RA :
Tidak aku lihat sesuatu melainkan ALLAH besertanya.
4. Sayyidina Ali Karramallahu Wajhahu :
Tidak aku lihat sesuatu melainkan aku lihat ALLAH didalamnya.

Bahkan Allah swt memberikan “ SEBUAH ILUSTRASI “ untuk mempertegas firmannya tersebut dalam hadist Qudsi Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda :
" Sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman pada hari kiamat :
" Wahai anak Adam, Aku sakit namun kamu tidak menjenguk Ku".
Anak adam berkata : " Wahai Tuhan saya, bagaimana saya menjenguk MU sedang Engkau adalah Tuhan semesta alam ?
" Allah berfirman : " Tidakkah kamu mengetahui bahwa hambaKu Fulan sakit, namun kamu tidak menjenguknya ?, Tidakkah kamu mengetahui, seandainya kamu menjenguknya niscaya kamu mendapati Aku di sisi nya.
Wahai anak Adam Aku minta makan kepadamu namun kamu tidak memberi makan kepadaKu".
Anak adam berkata : " Wahai Tuhan saya, bagaimanakah saya memberi makan kepadaMU, sedangkan Engkau Tuhan semesta alam ?
" Allah berfirman : " Tidakkah kamu mengetahui bahwasanya hambaKu si Fulan minta makan kepadamu, tetapi kamu tidaklah memberi makan kepadanya ? Apakah kamu tidak mengetahui bahwasanya seandainya kamu memberi makan kepadanya, niscaya kamu mendapatkannya di sisi Ku ?
Wahai anak Adam, Aku minta minum kepadamu, tapi kamu tidak memberi minum kepada Ku ".
Anak Adam berkata : " Bagaimanakah saya memberi minum kepada Mu sedang kamu adalah Tuhan alam semesta ?
" Allah berfirman : " Hamba Ku si Fulan minta minum kepadamu, tetapi kamu tidak memberinya minum, niscaya kamu mendapatinya di sisi Ku". (Hadits ditakhrij oleh Muslim).

Allah swt pada diri manusia adalah sebagai HAKEKAT NUR MUHAMMAD yang menjadi RUH pada manusia yang menyatu tak terpisahkan, meliputi dan ada didalam diri manusia dan bukan sebagai DZAT MAHA MUTLAK ALLAH yang memang tak dapat diserupakan dengan apapun sebagaimana yang di ungkapkan dalam surat Al Ihklas tersebut diatas.

Untuk bisa memahaminya maka harus tahu ilmunya terlebih dahulu yaitu PEMAHAMAN TENTANG NUR MUHAMMAD yang menjadi PEMAHAMAN DASAR DALAM ILMU MA’RIFATTULLAH yang menjadi WAJIB FARDHU AIN bagi setiap umat islam untuk memahaminya.
PEMAHAMAN tentang NUR MUHAMMAD ini sangat mudah dipahami oleh siapa saja, bahkan karena sangat mudahnya untuk dipahami PEMBAHASANNYA dalam KITAB TEBERUBUT HANYA MEMERLUKAN 4 HALAMAN SAJA ATAU 15 MENIT SAJA JIKA DIJELASKAN SECARA LANGSUNG………………( BACA SELENGKAPNYA DI KITAB TEBERUBUT )

Pemahaman tentang NUR MUHAMMAD ini termasuk salah satu ILMU yang oleh Rasulullah saw diibaratkan sebagai Mutiara yang tenggelam, Rasulullah Saw :
” Sesungguhnya ada sebagian ilmu yang diibaratkan permata yang terpendam,tidak dapat mengetahuinya kecuali Ulama Billah, Apabila mereka mengungkapkan ilmu tersebut maka tidak seorangpun yang membantahnya kecuali orang – orang yang tidak paham tentang Allah “
( Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi RA )

Berdasarkan Hadist tersebut, Penafsiran bahwa “ ALLAH ada di dalam diri Manusia “ disampaikan oleh ULAMA BILLAH namun untuk menghindari FITNAH maka disampaikan secara tersembunyi yang selanjutnya disampaikan melalui MAJELIS TASAWWUF dan penafsirannya bukan hanya berdasarkan pemahaman “ BAHASA “ tapi dari MAKNA YANG MENDALAM sebagaimana yang diisyaratkan dalam Alquran surat Albaqarah 269,Allah swt berfirman ;

" ALLAH MENGANUGRAHKAN AL HIKMAH ( pemahaman yang dalam tentang alquran dan As sunnah ) kepada siapa saja yang Dia kehendaki dan barang siapa yang dianugerahi AL HIKMAH itu maka ia benar-benar telah di anugerahi karunia yang banyak dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran dari firman allah “

Dan juga berdasarkan dari penyaksian melalui PERJALANAN SPIRITUAL yang di perjalankan oleh allah swt tentang PROSES PENCIPTAAN DIRINYA sebagaimana yang diisyaratkan oleh Allah swt dalam Alquran surat Al Kahfi 51 :

"..Aku tidak menghadirkan mereka ( Iblis dan anak cucunya ) untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi dan tidak pula penciptaan diri mereka sendiri,dan tidaklah aku mengambil orang-orang yang menyesatkan itu sebgai penolong.."

Itu sebabnya apa yang di sampaikan oleh ULAMA BILLAH tidak TERBANTAHKAN kecuali oleh ORANG-ORANG YANG TIDAK MENGENAL ALLAH SWT…………..

Lalu gimana cara “ MENGENAL ALLAH SWT ? “

Ya belajar ilmunya dong…melalui pemahaman ILMU MA’RIFATTULLAH yang hanya di dapatkan dari MAJELIS TASAWWUF atau dari PARA SUFI atau dari para ULAMA BILLAH ………..dari KITAB TEBERUBUT juga bisa walaupun hanya untuk PEMAHAMAN DASAR ILMU MA’RIFATTULLAH…………( hm….bukan Promosi loch….)

Kalo gak mau belajar PEMAHAMAN ILMU MA’RIFATTULLAH karena sudah terlanjur ANTI TASAWWUF dan ANTI SUFI atau dari pada SIBUK MENCARI-CARI KE PALSUAN HADIST-HADIST YANG DISAMPAIKAN DALAM CATATAN INI, maka sebaiknya ngikutin aja apa yang disampaikan oleh Rasulullah Saw :

“ Jadikanlah dirimu beserta dengan Allah,jika kamu belum bisa menjadikan dirimu beserta dengan Allah maka jadikanlah dirimu beserta dengan orang yang telah beserta dengan Allah,maka sesungguhnya orang itulah yang menghubungkan engkau ( Rohanimu ) kepada Allah “ ( HR. Abu Daud )

Assalammualaikum wr wb…[ BAG 3 ]

Mohon maaf sebelum membaca catatan ini sebaiknya membaca juga catatan pada bagian yang pertama dan kedua agar jadi seru ceritanya…..hehehe…….

Catatan ini di kaji dari KITAB TEBERUBUT ( Kunci Pembuka dan Rahasia Ilmu Ma’rifattullah ) yang semoga dapat menambah wawasan ilmu dan di redhoi oleh Allah swt, berikut “ cerita PORNO nya “ …:

Alquran Al Insyiqaq 19, Allah swt berfirman :
" Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat dalam kehidupan.."

Para ulama menafsirkan, bahwa Yang dimaksud TINGKAT DEMI TINGKAT dalam ayat tersebut adalah Proses kehidupan manusia selama hidup di dunia mulai dari setetes air mani sampai dilahirkan , kemudian melalui masa anak-anak,masa remaja sampai menjelang wafat.

Namun para ULAMA BILLAH atau dalam METODE TASAWWUF atau PARA SUFI menafsirkan sebagai berikut :

Bahwa Yang dimaksud TINGKAT DEMI TINGKAT dalam ayat tersebut adalah Proses kehidupan manusia selama hidup di dunia mulai dari setetes air mani sampai dilahirkan , kemudian melalui masa anak-anak,masa remaja sampai menjelang wafat termasuk pemahaman ILMU yang didapat atau dipahami oleh manusia selama hidupnya di dunia sampai menjelang kematiannya.

Dengan penafsiran ini maka para ULAMA BILLAH atau para SUFI atau para Guru yang menyampaikan Ilmu Ma’rifattullah dalam majelis TASAWWUF membagi pemahaman ilmu menjadi 4 Tingkatan Ilmu yaitu : ILMU SYAREAT, ILMU TAREKAT , ILMU HAKEKAT DAN ILMU MA’RIFATTULLAH.

Akibat adanya pembagian 4 tingkatan ilmu ini maka Mereka yang ber TASAWWUF ataupun PARA SUFI mendapat gelar GOBLOK, GAK BERAKAL bahkan SESAT dari mereka yang anti TASAWWUF dan ANTI SUFI karena menurut mereka, menafsirkan Firman Allah swt tersebut diatas dengan membuat 4 tingkatan ilmu sama saja artinya dengan membagi STATUS SOSIAL MANUSIA sebagaimana yang di anut oleh agama HINDU dan BUDHA.

Tuduhan mereka yang anti TASAWWUF dan ANTI SUFI tersebut TIDAK SALAH namun juga BELUM TENTU BENAR karena masing-masing punya dasar atau argument yang membenarkannya.

Para ULAMA BILLAH atau mereka yang ber TASAWWUF atau Para SUFI menyampaikan 4 tingkatan Ilmu tersebut bertujuan sebagai berikut ;

Untuk mempermudah PEMAHAMAN TENTANG AJARAN AGAMA ISLAM yang bersumber dari AL QURAN DAN AS SUNNAH. .
Untuk menghindari KEBINGUNGAN UMAT karena banyaknya firman Allah swt ataupun Hadist-hadist yang maknanya seolah-olah saling bertentangan.


Jadi sudah sangat jelas bahwa Para ULAMA BILLAH atau mereka yang ber TASAWWUF atau Para SUFI tidak ada sama sekali bertujuan untuk membagi STATUS SOSIAL MANUSIA sebagaimana yang di anut oleh agama HINDU dan BUDHA walaupun secara tegas di dalam KITAB TEBERUBUT di sebutkan bahwa :

“ MANUSIA siapapun dia,apapun agamanya,dimanapun berada dan apapun status sosialnya berada diantara 4 tingkatan ilmu,yaitu ILMU SYAREAT,ILMU TAREKAT,ILMU HAKEKAT dan ILMU MA'RIFAT “

( Baca selengkapnya di KITAB TEBERUBUT )

Pembagian 4 tingkatan ilmu yang di lakukan oleh Para ULAMA BILLAH atau mereka yang ber TASAWWUF atau Para SUFI ini bukanlah tanpa dasar namun berdasarkan hasil kajian dari isi Alquran dan As Sunnah,berikut uraiannya :

BEBERAPA DALIL TENTANG ADANYA ILMU SYAREAT.


Rasulullah Saw :
aku wasiatkan 2 perkara yang tidak akan tersesat selama-lamanya, selama kalian berpegang teguh kepada ke duanya yaitu Al-Qur`an dan As Sunnah ( HR Muslim )

Berdasarkan Hadist tersebut diatas maka umat Islam Wajib berpegang teguh pada Alquran dan As Sunnah yang TERTULIS, yang selanjutnya di sebut FIQIH atau HUKUM ISLAM yang dalam Majelis TASAWWUF disebut sebagai ILMU SYAREAT ISLAM atau KETETAPAN / ATURAN / HUKUM ISLAM.

ILMU SYAREAT ISLAM inilah yang mengatur segala hal tentang PELAKSANAAN RUKUN ISLAM, Yaitu :

Aturan atau Tata cara Bersaksi atau mengucapkan kalimat SYAHADAT.
Aturan atau Tata cara Mendirikan SHOLAT
Aturan atau Tata cara Berpuasa bulan Ramadhan
Aturan atau Tata cara Menunaikan zakat
Aturan atau Tata cara Naik haji jika mampu.


ILMU SYAREAT ISLAM ini juga mengatur segala gerak tingkah laku Umat dari segala ASPEK KEHIDUPAN mulai dari bangun tidur sampai menjelang tidur, namun dalam Majelis TASAWWUF ILMU SYAREAT DIARTIKAN LEBIH LUAS LAGI TIDAK HANYA SEBATAS SYAREAT ISLAM SAJA tetapi juga SYAREAT AGAMA – AGAMA YANG LAINNYA dan oleh karena itu ILMU SYAREAT di istilahkan sebagai KENDARAAN.

Maksud dari ILMU SYAREAT sebagai kendaraan adalah SYAREAT diartikan sebagai KETETAPAN / ATURAN / HUKUM dalam segala hal di kehidupan sehari hari, misalnya dalam memperdalam pemahaman agama islam, yaitu :

MAU belajar Ilmu SYAREAT ada ATURANNYA ( syareat nya ), yaitu belajar dari ALQURAN dan As Sunnah Rasulullah saw.
MAU belajar ILMU TAREKAT ada ATURANNYA ( Syareat nya ), yaitu berpedoman pada ILMU SYAREAT agar tidak melahirkan ajaran BID’AH atau SESAT.
MAU belajar ILMU HAKEKAT ada ATURANNYA ( Syareat nya ), yaitu memahami Ilmu SYAREAT dari apa yang TERTULIS dan dari apa yang TERSIRAT.( Mendalam )
MAU belajar ILMU MA’RIFATTULLAH ada ATURANNYA ( Syareat nya ) yaitu belajar dengan ULAMA BILLAH.


Sedangkan SYAREAT diartikan sebagai KETETAPAN / ATURAN / HUKUM dalam kehidupan sehari – hari adalah :

MAU makan ada SYAREAT nya yaitu saat terasa LAPAR dan tentu saja masak dulu…..
MAU berkendaraan sepeda motor ada SYAREAT nya yaitu Harus pakai HELM,ada SIM C yang masih berlaku, STNK yang masih berlaku,dan jangan lupa nyalakan lampu disiang hari serta patuhi rambu-rambu lalu lintas (…heheheh…)
MAU keluar negeri ada SYAREAT nya yaitu Punya PASSPORT atau tanda pengenal yang sah..
MAU jadi PRESIDEN ada SYAREAT nya yaitu IKUT PEMILU ( Pemilihan Umum ) DAN MENDAPAT SUARA TERBANYAK.
Dll.


JADI SELAMA MANUSIA MASIH HIDUP , SIAPAPUN DIA, DIMANAPUN BERADA SESUNGGUHNYA BERADA DI ILMU SYAREAT INI DALAM ARTI YANG SELUAS -LUASNYA...

( Baca selengkapnya di KITAB TEBERUBUT )

2. BEBERAPA DALIL TENTANG ADANYA ILMU TAREKAT.

Rasulullah Saw :.
Ali bin Abi Thalib berkata: saya bertanya: Ya Rasulal­lah, “Manakah TAREKAT (JALAN ) yang sedekat-dekatnya mencapai Tuhan ? Maka Rasulullah SAW menjawab, “dzikir kepada Allah.”
Abdullah bin Basar Ra pernah menyebutkan bahwa ada seorang laki - laki berkata : " Ya Rasulullah, sesungguhnya syariat Islam itu telah cukup banyak dalam pandangan saya, untuk itu beritahu saya dengan yang bisa saya jadikan peganggan. Bersabda Rasulullah :

" Lidahmu itu akan selalu basah dengan berdzikir kepada Allah." ( HR. Tirmidzi )

Berdasarkan Hadist tersebut diatas maka sangat jelas bahwa ada ILMU untuk mendekatkan diri kepada ALLAH SWT yaitu melalui JALAN ( TAREKAT ) Dzikir ( INGAT ) kepada ALLAH SWT dan DZIKIR KEPADA ALLAH SWT ini secara KHUSUS di sampaikan melalui ILMU TAREKAT yang disampaikan dalam MAJELIS TAREKAT yang bertujuan untuk membersihkan HATI agar ucapan dan perbuatan bernilai ibadah sebagaimana yang diisyaratkan dalam sebuah hadist Rasulullah Saw :

“Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ini terdapat segumpal darah. Apabila segumpal darah itu baik, maka baik pula seluruh anggota tubuhnya. Dan apabila segumpal darah itu buruk, maka buruk pula seluruh anggota tubuhnya. Segumpal darah yang aku maksudkan adalah HATI.” (Hadis Riwayat Al-Bukhari)

Berdasarkan Hadist tersebut maka JIKA HANYA MELAKUKAN RITUAL SHOLAT TETAPI HATINYA BURUK MAKA BURUKLAH UCAPAN DAN PERBUATANNYA, atau dalam bahasa sederhannya….WAKTUNYA SHOLAT YA SHOLAT…..TAPI WAKTUNYA MAKSIAT YA MELAKUKAN MAKSIAT JUGA …dan mereka inilah yang disebut oleh Allah swt sebagai ORANG-ORANG YANG MENGERJAKAN SHOLAT TAPI MENDAPAT CELAKA KARENA LALAI DALAM SHOLATNYA sebagaimana firman Allah swt dalam surat AL MAUN 4-5 :
“ maka kecelakaanlah bagi orang- orang yang SHOLAT, yaitu Orang-orang yang lalai dari SHOLATNYA, “

Kelalaian terjadi karena SHOLAT hanya sebagai sebuah KEWAJIBAN padahal SHOLAT untuk mengingat ALLAH swt dan hanya dengan selalu mengingat Allah swt maka seseorang tak akan mampu berbuat maksiat.
Allah swt berfirman dalam surat Taha 14 :

“ Sesungguhnya aku ini adalah Allah,Tidak ada Tuhan selain Aku maka sembahlah aku dan dirikanlah sholat untuk mengingat Aku “

ILMU TAREKAT ini tidak terpisahkan dengan ILMU SYAREAT yang menentukan segala gerak tingkah laku Umat dari segala ASPEK KEHIDUPAN mulai dari bangun tidur sampai menjelang tidur, seperti misalnya :

1. Berdasarkan syareat kita harus SHOLAT maka mereka yang mendirikan SHOLAT harus memiliki hati yang bersih karena selalu dzikir ( Ingat ) kepada Allah sehingga tidak akan mampu berbuat maksiat. ( Ritual Sholat = Syareat sedangkan Dzikir = Tarekat )

2. Berdasarkan SYAREAT kita harus MENYAMBUNG SILATURAHMI maka TAREKAT nya adalah Silaturahmi yang dijalin tidak memandang status sosial atau Suku, Agama, Ras, dan Adat istiadat ( SARA ) dan dapat hidup. BERTOLERANSI BERAGAMA Sebagaimana yang diisyaratkan dalam hadist qudsi , Berkata Mu’adz Ibn Jabal ra. bahwasanya Nabi Saw. bersada: “Allah telah berfirman:

Orang-orang yang berkasih-sayang karena Keagungan-Ku akan memperoleh mimbar-mimbar dari cahaya yang membuat para Nabi dan Syuhada iri kepada mereka.”
[HR At-Tirmidzi]

3. Dan lain – lain.

Seseorang yang duduk di Maqom ILMU TAREKAT tidak lagi mampu melakukan tindakan berbohong,Munafik,sombong dan sifat buruk lainnya apalagi menyakiti orang lain baik dengan lisan maupun perbuatan karna bisa mengotori hatinya yang setiap hari dibersihkannya dengan ZIKRULLAH. ( Kitab Teberubut )

ILMU TAREKAT ini dalam Majelis TASAWWUF di istilahkan sebagai JALAN atau JALANAN yang akan di lewati oleh kendaraan ( SYAREAT ) untuk mencapai TUJUAN ( HAKEKAT ) , yaitu Allah Swt.

( Baca selengkapnya di KITAB TEBERUBUT )

3. BEBERAPA DALIL TENTANG ADANYA ILMU HAKEKAT.

Allah Swt berfirman dalam Alquran Surat Asy Syams 8-10,yaitu :
" ....Allah mengilhamkan kepada JIWA itu jalan KEFASIKAN dan KETAQWAANNYA,sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan JIWA itu,dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.."

Berdasarkan Firman Allah swt tersebut maka ada kewajiban untuk MENSUCIKAN JIWA karena hanya dengan KESUCIAN JIWA di dapatkan ketenangan JIWA dan JIWA inilah yang akan kembali kepada Allah swt sebagai mana yang di Isyaratkan dalam Alquran Al FAJR 27-30 ,Yaitu :

" Hai JIWA yang tenang,kembalilah kepada Tuhanmu dengan HATI yang PUAS lagi di RIDHOI NYA,maka masuklah kedalam Jama'ah hamba-hamba KU.."

Lalu apa yang dimaksud dengan JIWA ? ( Baca Uraiannya di KITAB TEBERUBUT )

Kedua firman Allah swt tersebut diatas memastikan adanya ILMU HAKEKAT karena JIWA adalah HAKEKAT DARI DIRI SEBENAR – BENARNYA DIRI namun untuk bisa memahaminya maka di butuhkan “ CAMPUR TANGAN TUHAN “ sebagaimana yang diisyaratkan dalam Surat Al baqarah 269,yaitu :

" ALLAH MENGANUGRAHKAN AL HIKMAH ( pemahaman yang dalam tentang alquran dan As sunnah ) kepada siapa saja yang Dia kehendaki dan barang siapa yang dianugerahi AL HIKMAH itu maka ia benar-benar telah di anugerahi karunia yang banyak dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran dari firman Allah “

Jadi tanpa Anugrah Al Hikmah tak satupun manusia mampu masuk kewilayah ILMU HAKEKAT ini karena sifatnya yang mendalam atau berdasarkan MAKNA YANG TERSIRAT ( TERSEMBUNYI ) DARI ALQURAN DAN AS SUNNAH.

ILMU HAKEKAT ini dalam Majelis TASAWWUF di istilahkan sebagai TUJUAN, yaitu TUJUAN manusia kembali kepada Allah swt sebagaimana firmannya :

“ Segala sesuatu datang dari Allah dan kembali kepada Allah “

Lalu bagaimana cara mensucikan JIWA yang akan kembali kepada Allah swt ?

( Baca selengkapnya di KITAB TEBERUBUT )

4. BEBERAPA DALIL TENTANG ADANYA ILMU MA’RIFATTULLAH.

Hadist Hadist Rasulullah saw :
Sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw :
“ Ya Rasulullah…..Amalan apakah yang lebih utama ? “
Raslullah Saw menjawab : “ Ilmu mengeal Allah ‘ Azza wa jalla…”
Sahabat bertanya kembali : “ Amalan Apa yang Baginda Kehendaki ?
Rasulullah Saw menjawab : “ Ilmu mengenal ALLAH yang bertasbih kepadaNYA segala sesuatu
Sahabat berkata lagi : “ Kami menanyakan tentang amal tetapi Baginda menjawab tentang ilmu “
Maka Rasulullah Saw menjawab :
“ Bahwasannya sedikit amal adalah bermamfaat bila disertai dengan ilmu mengenal Allah dan bahwasannya banyaknya amal tidaklah bermamfaat bila tidak disertai ilmu mengenal Allah “
( HR.Ibnu Birr dari Anas R.a )

Hadist Qudsi :
dari Ali bin Abi Thalib r.a : Rasulullah Saw,bersabda : Allah Swt berfirman :
“ Barang siapa berharap kepada selain AKU berarti tidak mengenalKU,barang siapa tidak menegenal-KU berarti tidak mengabdi kepada KU,barang siapa tidak mengabdi kepada KU maka berarti menjadi wajiblah kemurkaanKU,barang siapa takut kepada selain KU,halal baginya pembalasanKU “

Ali bin Abi Thalib ra. : Rasulullah saw bersabda : ,Allah swt berfirman :
“Barangsiapa berharap kepada selain-Ku,berarti dia tidak mengenal-Ku,barang siapa tidak mengenal Ku, berarti tidak mengabdi kepada-Ku,Barangsiapa tidak mengabdi kepada-Ku, berarti telah melukai-Ku. Karena itu, dia yang Mengagungkan selain-Ku sebenarnya telah melukai dirinya sendiri.”

Berdasarkan ketiga Hadist tersebut diatas maka sangat jelas adanya kewajiban untuk MENGENAL ALLAH yaitu melalui ILMU MA’RIFATTULLAH atau ILMU MENGENAL ALLAH SWT bahkan WAJIB MENGENAL ALLAH SWT TERLEBIH DAHULU BARU KEMUDIAN MELAKSANAKAN IBADAH SEPERTI MENDIRIKAN SHOLAT AGAR TIDAK MENJADI SIA-SIA DAN MENJADI SYIRIK sebagaimana yang diisyaratkan dalam tiga hadist tersebut diatas.

Jadi mereka yang ANTI TASAWWUF atau ANTI PARA SUFI sebenarnya menyatakan diri mereka sendiri sebagai ANTI HADIST karena ILMU MA’RIFATTULLAH itu keberadaannya berdasarkan HADIST-HADIST SAHIH seperti yang tersebut diatas bahkan menjadi lebih buruk lagi jika mereka TIDAK MENGENAL ALLAH SWT.

Namun sikap mereka yang ANTI TASAWWUF atau ANTI PARA SUFI dapat di maklumi karena mereka BELUM TAHU dan Ilmu Ma’rifattullah itu adalah ILMU KEBATINAN sehingga dalam beberapa hal menjadi RAHASIA dan DIRAHASIAKAN sebagaimana yang di sampaikan oleh Abu Huraira R.A. berkata :
“ Bilamana ku uraikan apa yang kudapat dari Rasulullah Saw ( Ilmu Ma’rifattullah / Batin ) maka pasti akan kamu potong leherku ini atau kamu katakan bahwa aku ini adalah KAFIR “

Abu Hurairah berkata :
"Aku belajar dua keranjang Ilmu dari Rasulullah, yg satu keranjang aku sebarkan kpd orang2, sedangkan yg satu keranjang lagi apabila aku sebarkan juga, maka akan dipenggal orang leherku dan orang2 muslim menghalalkan darahku.".

Sehingga benar apa yang di sampaikan oleh Rasulullah Saw :
” Sesungguhnya ada sebagian ilmu yang diibaratkan permata yang terpendam,tidak dapat mengetahuinya kecuali Ulama Billah, Apabila mereka mengungkapkan ilmu tersebut maka tidak seorangpun yang membantahnya kecuali orang – orang yang tidak paham tentang Allah “
( Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi RA )

ILMU MA’RIFATTULLAH ini dalam Majelis TASAWWUF di istilahkan sebagai SAMPAI PADA TUJUAN, yaitu TUJUAN manusia kembali kepada Allah swt dalam arti “ MENGENAL DAN BERTEMU DENGAN ALLAH SWT “

LALU YANG MENJADI TUJUAN ALLAH YANG MANA ?
Karena ada Allah yang berupa TULISAN……
Ada Allah nama BERHALA di jaman Jahiliyah dulu…….
Ada Allah yang menjadi HIASAN DINDING MESJID…..
Ada Allah yang di BAYANG - BAYANGIN …....dan lain – lain.

( Baca selengkapnya ALLAH yang menjadi tujuan di KITAB TEBERUBUT ).

Jadi ILMU SYAREAT itu menjadi KENDARAAN bagi manusia, dan kendaraan ini ada begitu banyak Model dan Versinya mulai dari Mobil FORMULA 1 sampai SEPEDAH ONTEL…..yang akan di pergunakan untuk menjalani berbagai macam jenis dan model JALAN atau JALANAN ( ILMU TAREKAT ) mulai dari JALAN TOL sampai JALAN TIKUS ……..menuju ke satu TUJUAN ( ILMU HAKEKAT ) yaitu ALLAH SWT pada ILMU MA’RIFATTULLAH ( SAMPAI )…..yah…semacam TERMINAL GITU DECH……….hehehehehe……

COBA BAYANGKAN KALO TIDAK ADA PEMBAGIAN 4 TINGKATAN ILMU DALAM AGAMA ISLAM…..???

Yang pasti ,bakal Bingung cari KENDARAAN yang cocok…..
Bakal bingung cari JALAN atau JALANAN yang Mulus tak berkelok……
Bakal bingung mencari TUJUAN yang pasti dan bukan angan – angan atau bayang-bayang…….
Bakal bingung siapa yang menjadi TUJUAN untuk tempat kembali pulang…………………

Jadi seseorang belum bisa dikatakan BERAGAMA ISLAM SECARA PENUH jika hanya BER SYAREAT saja dan oleh karena itu Allah swt memerintahkan agar MASUK KEDALAM ISLAM SECARA KESELURUHAN dengan memahami 4 tingkatan Ilmu tersebut sebagaimana yang di isyaratkan dalam Firman Allah swt Surat Albaqarah 208 :

“ Hai orang-orang yang beriman, Masuklah kamu kedalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah Syaitan,sesungguhnya Syaitan itu musuh yang nyata bagimu “


Udah ach…..hm…

( BERSAMBUNG )…………………Adanya 4 TINGKATAN ILMU untuk menghindari KEBINGUNGAN UMAT karena banyaknya firman Allah swt ataupun Hadist-hadist yang maknanya seolah-olah saling bertentangan.


ASSALAMMUALAIKUM WR WB.....[ BAG 4]

Catatan singkat ini disampaikan sebagai TINDAK LANJUT DARI STATUS AKUN KITAB TEBERUBUT agar dapat di ambil hikmahnya bagi mereka yang ingin mendalami ILMU MA'RIFATTULLAH...............

Sebagian Umat islam yang ingin mendalami pemahaman yang mendalam dalam ilmu ma'rifatullah mengalami KESULITAN MENERIMA PEMAHAMAN YANG MENDALAM hal ini bisa terjadi diantaranya karena TERLALU FANATIK HANYA PADA APA YANG TERTULIS DALAM ALQURAN DAN AS SUNNAH YANG SOHIH SAJA............. dan salah satunya yang paling BERAT DITERIMA adalah adanya KEBENARAN TENTANG NUR MUHAMMAD karena DALIL HADISTNYA DI ANGGAB ATAU DINYATAKAN PALSU oleh sebagian umat islam.....walaupun SANGAT JELAS PARA WALI / AULIA YANG MENYAMPAIKANNYA.....

PEMAHAMAN TENTANG NUR MUHAMMAD adalah KUNCI MASUK untuk bisa memahami PEMAHAMAN YANG MENDALAM dan PEMAHAMAN YANG RAHASIA DAN DIRAHASIAKAN dalam Ilmu Ma'rifattullah ............jadi jika MENOLAK atau TIDAK BISA MENERIMA pemahaman tentang NUR MUHAMMAD maka dapat dipastikan PEMAHAMANNYA HANYA AKAN MUTER-MUTER SEPERTI KOMEDI PUTER DI DEPAN PINTU MASUK........dan TIDAK AKAN MENGALAMI PERJALANAN SPIRITUAL SENDIRI..........

Untuk itu ...., pada catatan ini akan disampaikan informasi tentang pemahaman NUR MUHAMMAD secara berimbang dari SISI YANG MENOLAK dan dari sisi YANG MENERIMA agar pembacanya dapat berfikir dan menerima mana yang benar menurut keyakinannya masing - masing.............tanpa harus MENYALAHKAN ATAU MERASA YANG PAING BENAR............

I. PERMASALAHAN PERTAMA, NUR MUHAMMAD DAN PENA SAMA - SAMA MAHKLUK YANG PERTAMA KALI DICIPTAKAN OLEH ALLAH SWT.

1. Golongan TASAWWUF menyatakan bahwa NUR MUHAMMAD adalah mahkluk pertama yang di ciptakan oleh Allah swt yang menjadi RUH bagi sekalian Alam semesta dengan dalil Hadist di dalam kitab " Kashf al- Al-Khafa'wa Muzil al-Ilbas 'Amman Ishtahara min al- Ahadith 'Ala Alsinatin- Nas', Oleh Al-'Aljuni (men.1162 Hijrah) Rasulullah Saw :

" Yang pertama dijadikan Allah ialah nur Nabi engkaumwahai Jabir". Diriwayatkan oleh 'Abd al-Razzaq dengan sanadnya dari Jabir bin 'Abd Allah dengan lafaz : Katanya: Aku berkata : Wahai Rasulullah,Kedua orang tua hamba menjadi tebusan, beritahu kepada hamba tentang perkara terawal yang dijadikan Allah sebelum segala sesuatu. Jawab Baginda : Wahai jabir, sesungguhnya Allah jadikan sebelum segala sesuatu nur Nabi engkau dari Nur-Nya.

Hadist :
Diriwayatkan dari Abdurrazaq ra yang diterimanya dari Jabir ra, bahwa Jabir pernah bertanya kepada Rasulullah saw, " Ya Rasulullah, beritahukanlah kepadaku, apakah yang mula-mula sekali Allah jadikan? Rasulullah menjawab : " Sesungguhnya Allah ciptakan sebelum adanya sesuatu adalah nur Nabimu dari Nur-Nya."

Hadist ini TIDAK DAPAT DITERIMA oleh mereka yang FANATIK HANYA PADA APA YANG TERTULIS DI ALQURAN DAN AS SUNNAH YANG SOHIH SAJA dan menyatakan sebagai HADIST PALSU atau HADIST DHOIF sehingga tidak dapat di jadikan sebagai pedoman.............

2. Golongan yang FANATIK HANYA PADA APA YANG TERTULIS DALAM ALQURAN DAN AS SUNNAH YANG SOHIH SAJA menyatakan bahwa PENA adalah mahkluk pertama yang di ciptakan oleh Allah swt dengan dasar hadist, yaitu :

” Sesungguhnya yang pertama Allah ciptakan adalah pena. Kemudian Allah berfirman padanya : ‘Tulislah!’ Pena bertanya : ‘ Apa yang aku tulis wahai Tuhanku ? ’
Allah menyatakan : Tulislah taqdir segala sesuatu sampai hari kiamat ” (H.R Abu Dawud, atTirmidzi, dan Ahmad dari Ubadah bin As-Shoomit).

Hadist ini dibenarkan oleh Golongan TASAWWUF walaupun ada juga yang menyatakan sebagai HADIST DHOIF atau bahkan PALSU namun GOLONGAN TASAWWUF menyatakan bahwa penciptaan PENA bukan sebagai Penciptaan PERMULAAN TERCIPTANYA ALAM SEMESTA tetapi sebagai PENCIPTAAN PERMULAAN TERCIPTANYA QALAM ……

Berdasarkan perbedaan inilah maka sebagian umat yang akan mendalami Ilmu Ma'rifattullah menjadi RAGU bahkan MENOLAK KEBENARAN ADANYA NUR MUHAMMAD terutama bagi mereka yang FANATIK HANYA PADA APA YANG TERTULIS DALAM ALQURAN DAN AS SUNNAH YANG SOHIH SAJA.........lalu MENYATAKAN BAHWA NUR MUHAMMAD ADALAH KONSEP BID’AH dan BID’AH ADALAH SESAT.

Lalu mana yang benar, Nur Muhammad terlebih dahulu atau pena terlebih dahulu yang di ciptakan oleh Allah swt ?

Berikut penjelasannya…:

Pemahaman tentang Nur Muhammad disampaikan oleh para ULAMA BILLAH dengan dasar firman Allah swt dalam surat Al Maidah 15, yaitu :
“………Sesungguhnya telah datang kepadamu CAHAYA DARI ALLAH dan KITAB yang menerangkan “

Kalimat “ Sesungguhnya telah datang kepadamu CAHAYA DARI ALLAH “ di tafsirkan oleh sebagian para ulama adalah NABI MUHAMMAD SAW namun ULAMA BILLAH menafsirkannya sebagai NUR MUHAMMAD sebagai PERMULAAN TERCIPTANYA ALAM SEMESTA. ( BACA PROSES TERJADINYA NUR MUHAMMAD DI KITAB TEBERUBUT )

Sedangkan kata KITAB di tafsirkan oleh sebagian para ulama adalah AL QURAN namun para ULAMA BILLAH menafsirkannya sebagai PENA ………Surat Almaidah 16 :
“ Dengan KITAB itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredaanNYA ke jalan keselamatan, dan dengan KITAB itu pula ) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seijinnya, dan menunjuki mereka kejalan yang lurus…”

Para Ulama Billah menafsirkan sebagai PENA karena logikanya Sebuah KITAB tentulah ada wujudnya yaitu TERTULIS dan yang menulis inilah yang di sebut PENA ……….jadi ada PENA baru kemudian KITAB dan KITAB yang di maksud adalah ALQURAN yang pada hakekatnya adalah QALAM ALLAH…….maka benarlah bahwa PENA ADALAH PERMULAAN TERCIPTANYA QALAM ……

ULAMA BILLAH adalah ulama yang di “ REKOMENDASIKAN “ oleh Rasulullah saw untuk menyampaikan Ilmu yang di ibaratkan sebagai “ PERMATA YANG TERPENDAM “ dimana pemahaman tentang NUR MUHAMMAD adalah salah satu ilmu yang diibaratkan sebagai “ PERMATA YANG TERPENDAM “ Sebagaimana yang di isyaratkan oleh Rasulullah Saw :

” Sesungguhnya ada sebagian ilmu yang diibaratkan permata yang terpendam,tidak dapat mengetahuinya kecuali Ulama Billah, Apabila mereka mengungkapkan ilmu tersebut maka tidak seorangpun yang membantahnya kecuali orang – orang yang tidak paham tentang Allah “ ( Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi RA )

( BACA SELENGKAPNYA TENTANG ULAMA BILLAH DI STATUS AKUN KITAB TEBERUBUT DAN DI KITAB TEBERUBUT )

Berdasarkan uraian singkat ini diharapkan umat islam tidak lagi berpolemik debat konyol tentang NUR MUHAMMAD atau PENA sebagai mahkluk yang pertama kali di ciptakan oleh Allah swt.

2 komentar:

  1. Assalamualaikum, Gimana cara saya bisa mendapatkan Kitab beterubut ersebut agar bisa di peajari ??? karena msh bnyk yg blum di jelaskan secara lebar di tulisan ini ??

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum,,kalau ingin mendapatkan kitab Teberubut terswbut dimana ya tuan??trms

    BalasHapus