Kamis, 14 November 2013

Mengenal Rasa Diri

Mengenali Rasa diri.

RO12:
Dalam definisi tauhid rasa atau hayat adalah sifat yang diperdapat disegala sifat .
Rasa atau hayat adalah sifat yang memiliki kecenderungan untuk menguasai sifat yang lainnya sebagaimana tanaman benalu yang mudah tumbuh melekat disegala pohon , akhirnya pohon tak nampak karena tertutup rimbunnya benalu bahkan pohon yang ditumpangi dapat mati kekeringan .
RO13 : ( PITULUNG )
Semua insan memperoleh Anugerah Ilahi yang sama keadaannya dari semenjak kelahirannya didunia . Pitu atau tujuh adalah jumlah Anugerah sekaligus pertolongan atau pitulung dari Dia Yang Maha Pengasih dengan pitulung atau tujuh (7) anugerah itulah insan hidup didunia ini , pitulung itu adalah roh atau sistem yang menyebabkan terjadinya ;“ diam atau bergeraknya manusia “
(7) tujuh rangkaian dasar ( roh ) itu adalah :
1. Kemauan atau kehendak.
2. Tenaga atau kekuatan
3. Perasaan
4. Pengetahuan atau Ilmu
5. Pendengaran
6. Penglihatan
7. Perkataan
Tujuh rangkaian dasar pergerakan manusia inilah yang bekerja secara otomatis dan berulang-ulang dari pagi (ketika bangun tidur) sampai petang ( tertidur kembali ) sebagaimana tersirat dalam ayat berikut :
“Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang di baca berulang-ulang dan al-Qur’an yang Agung “( QS.al Hijir 7)
Dalam notasi atau pembacaan yang lebih meluas 7 anugerah yang menjadi dasar rangkaian roh itu adalah :
1. Kemauan disebut Iradat ( I )
2. Tenaga     disebut Qudrat ( Q )
3. Perasaan disebut Hayat   ( H )
4. Pengetahuan disebut Ilmu ( Il )
5. Pendengaran disebut Sama ( S )
6. Penglihatan disebut Bashar ( B )
7. Perkataan disebut Kalam  ( K )
ke tujuh rangkaian itu harus senantiasa tersusun rapi dan bersih sebagaimana layaknya bayi lahir “ fitrah”.
Sayangnya pengetahuan manusia semakin maju justru telah mengabaikan dan malah menghancurkan sistem yang sejak awal diberikan oleh Yang Maha Kuasa , kerusakan demi kerusakan telah dibuat oleh manusia dan ini adalah kufur nikmat yang paling berbahaya . 7 rangkaian ROH atau anasir roh itu jika dipandang dari kenyataan manusia adalah termasuk sesuatu yang Ghoib atau tak terlihat , maka setinggi apapun pengetahuan manusia modern hanya dapat menghitung dengan angka ( simbul ) nya saja tapi tak akan dapat mengetahui dengan pasti bagai mana wujud dan keadaan dari ke tujuh anugerah tersebut , sebagai contoh kecilnya : adalah sesorang perancang mesin ,dia telah berhasil merancang sebuah motor dengan kekuatan 100 PK , adakah dia bisa menjawab jika kita tanya pernahkah dia melihat tenaga yang ada dalam mesin rancangannya ..?
jawabannya tentu hanyalah berupa uraian dari rangkaian simbul-simbul yang ditangkap daya nalarnya sendiri. Keberadaan Kehendak , Tenaga , Perasaan , ilmu pengetahuan semua dalam keadaan abstrak tak dapat dilihat dan direka bentuknya , manusia hanya dapat merasakan adanya dan menggunakan saja , namun sayang kebanyakan orang lupa kepada anugerah nikmat ilahi maka sudah pasti jarang juga orang yang mensukuri nikmat yang telah ada dalam dirinya ini.
MEDAHULUKAN RASA :
Larangan membuat kerusakan dimuka bumi sangatlah luas sekali maknanya apalagi jika menyangkut keberadaan bumi diri manusia , siapa yang dapat mengadilinya selain dirinya sendiri. Pelanggaran yang tidak disengaja adalah ketika seseorang bertindak atau berbuat hanya mengikuti perasaan , sehingga orang banyak berbuat – beribadah berdasarkan Rasa yang seharusnya tidak didahulukan karena ada diurutan ke tiga sehingga yang terjadi dalam jiwanya adalah :
Berbuat dengan / demi rasa.
Perfikir dengan rasa.
Melihat dengan rasa .
Mendengar dengan rasa .
Berkata dengan rasa.
Semua itu adalah hasil dari :
Rasa yang menguasai perkataan.
Rasa yang menguasai pendengaran.
Rasa yang menguasai penglihatan .
Rasa yang menguasai fikiran.
Rasa yang menguasai perbuatan .
Sepertinya sudah menjadi kelaziman saat ini orang berbuat dimuka bumi dan beribadah hanya berdasarkan tuntutan rasa yang ada dalam dirinya saja , sebagai mana benalu semakin lama sang rasa telah menguasai diri dan menjadi raja didalam diri bahkan ia menjadi tuhan baru didalam diri .
Bagaimana mungkin seseorang dapat bertauhid kalau didalam diri senantiasa bermunculan benalu ketuhanan , bukankah dalam ber-tauhid seseorang itu dituntut untuk menafikan adanya tuhan . Salah yang telah menjadi kaprah , dewasa ini banyak orang beriman dan beribadah hanya didasari dengan rasa dirinya.
HIMPUNAN RASA = NAFSU
RO14 :
Rasa penasaran , rasa ingin tahu , rasa marah dan rasa senang dan rasa kecewa adalah bias dari adanya nafsu amarah dan nafsu lawwamah.
RO15 :
Mendengar dengan rasa mengakibatkan Rasa ingin tahu bergejolak di dalam diri dan hasil yang didapat dari berbuat atas dasar rasa ingin tahu adalah rasa penasaran , marah dan kecewa.
Contoh kasus :
Rasa sakit yang mendera ditambah rasa penasaran mengakibatkan orang berduyun-duyun pergi mendatangi dukun cilik “Ponari”  , Mereka akan kecewa jika tak dapat berjumpa untuk mendapatkan air berkah dari sang Ponari , segala upaya dilakukan untuk dapat berjumpa dengan Ponari. Rasa puas dan senang berjumpa dengan Ponari telah berhasil mengalahkan rasa sakit yang selama ini mendera mereka . Rasa kecewa juga menghampiri orang yang merasa berilmu ketika mengetahui banyak orang mengabaikan nasihat dan ajaran serta anjuran untuk tidak mendatangi Ponari tidak dihiraukan oleh masyarakat maka dengan merasa benar difatwakan bahwa mendatangi Ponari untuk berobat adalah terlarang atau haram.
Pelajaran diperoleh dari “ Ponari “:
Dari kasus “Ponari “ kita jadi tahu betapa rasa diri telah menjadi segalanya bagi siapa saja , rasa diri telah menjadi Tuhan yang menguasai diri anak bangsa ini . Bukankah bangsa ini telah sepakat bahwa sila pertama dari Panca sila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa bukan Tuhan rasa atau rasa bertuhan. Silakan untuk dicerna sendiri mana yang benar dan mana yang salah .
SUMPAH JABATAN :
Semua Pejabat dan Pegawai Negara apapun pangkatnya pasti telah mengawali kerja pengabdiannya dengan mengucapkan sumpah kepada “ Tuhan Yang Maha Esa “ untuk menjadi abdi negara yang baik. Benarkah sumpah itu dipegang atau dijalankan silakan periksa sendiri bagi yang telah bersumpah … alam bumi pertiwi akan menjadi saksi kebenaran janji. Bumi pertiwi yang kita diami akan meronta jika dibebani manusia yang ingkar janji …… Telah berjuta orang bersumpah dengan nama Tuhan Yang Maha Esa maka selayaknya jangan dibilang lagi fenomena atau bencana alam jika ternyata bumi bosan melihat dan memanggul beban pijakan para “ingkarwan janji”.
STUDY BANDING :
Dahulu di Nusantara ini ada satu orang pemuda dari desa Mada bersumpah untuk menyatukan Nusantara , walaupun dia diejek dan dicibir teman teman sejawatnya ,ia tetap berpegang teguh pada sumpah “ Amukti Palapa “ yang telah diucapkannya , maka hasilnya adalah “ Nusantara bersatu , makmur dibawah kerajaan Majapahit “ , Sekarang berjuta-juta orang telah mengangkat sumpah tapi yang terjadi justru merebaknya benih-benih desintegrasi bangsa bahkan anarkisme terjadi dimana saja .
Sumpah apa sebenarnya yang diucapkan dan dijalankan …. ?
Maka benarlah apa yang disinyalir Allloh dan rasulnya sebagaimana ayat berikut ini :
“Maka pernahkan kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkan nya sesat berdasarkan ilmu-Nya , dan Allah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya ? maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah ( Membiarkan sesat ) , Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran.”( QS Jatsiyah 23 ).

0 komentar:

Posting Komentar