Mengkajikan Diri
Membiasakan kenal diri adalah usaha atau ihtiar awal dari proses singkronisasi jasad dengan jisim.
Sudah menjadi kebiasaan jika manusia itu dalam ber amal ibadah mengandalkan jasad seperti :
1. Berkata dengan mulut.
2. Melihat dengan mata.
3. Mendengar dengan telinga
4. Berfikir dengan menggunakan rasio atau otak.
Pola kerja ( perbuatan ) yang sedemikian ini sungguh terlarang dalam agama sebagaimana tercantum dalam Al Qur’an Mushaf Osmani :QS 10:100.
” Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.”
Akal adalah satu rangkaian dari software bukan terdapat pada hardware , otak dengan rasionya adalah hardware jadi jelas benar kalau perbuatan 1-4 diatas terlarang karena tidak melibatkan softwarenya ( Akal )
siapapun dia yang berbuat demikian sesungguhnya masih termasuk haiwan.
RO31:
Sebagai insan agama maka pola dasar amal ibadah harus menggunakan akal sehingga rangkaian sistem kerjan ibadahnya menjadi ;
1. Berbicara dengan Akal.
2. Mendengar dengan Akal.
3. Melihat dengan Akal.
4. Berfikir dengan Akal.
RO32 :
Akal yang dimaksud dan ditunjuk Al Qur’an adalah akal laisa kamislihi ( A ) adanya tiada memiliki bentuk sebagaimana otak didalam kepala , Akal ini berada diatas rangkaian ufuk diri ( RO30 ) .
Sedang ufuk diri adalah ” wadah ” manunggaling jasad dengan jisim .
RO33 :
Hardware atau jasad – tubuh manusia memiliki empat ( 4 ) unsur yaitu , Tanah , Air , Angin dan Panas atau Api yang masing- masing mengambil tempat disekujur tubuh , jadi sesungguhnya didalam batang tubuh hard ware itu terdiri atas empat bagian tubuh yaitu ;
a. Tubuh tanah
b. Tubuh Air.
c. Tubuh Angin.
d. Tubuh Api
Dahulu kala penguasaan 4 batang tubuh sudah mencapai tingkatan yang tinggi sehingga seseorang yang memanfaatkannya disebut sakti mandra guna misalnya , dengan tubuh tanah orang jadi tahan dikubur hidup hidup , dengan tubuh angin seseorang dapat menempuh jarak jauh dengan cepat , dengan tubuh api nabi Ibrahim tak mempan dibakar api raja Namrud dan semua itu adalah wajar saja.
RO34:
Untuk dapat mencapai singkronisasi dengan jisim ( software ) ke empat batang tubuh harus melalui proses pengembalian bentuk menjadi jisim , hal inilah yang dikatakan “mematikan diri sebelum mati” atau mendatangi ajal diri sehingga batang tubuh berubah ;
a. Tubuh tanah berubah menjadi jisim Tanah
b. Tubuh Air berubah menjadi jisim Air.
c. Tubuh Angin berubah menjadi jisim Angin.
d. Tubuh Api berubah menjadi jisim Api.
Semua proses perubahan itu disaksikan oleh Akal ( melihat dengan Akal ) dan kesaksian ini disebut juga ” Jisim melihat jasad “
RO35:
Setelah masing-masing tubuh berubah menjadi jisim pada pandangan akal maka selanjutnya akal memanggil atau menghadirkan kembali ke empat jisim masuk kedalam ” wadah ” atau Ufuk diri ,
a. Jisim tanah ——-> wadah
b. Jisim Air ———-> wadah
c. Jisim angin ——-> wadah
d. Jisim Api ———> wadah
Dalam wadah ke empat jisim lebur menjadi Nur , maka disebut juga perjalanan jisim ke wadah adalah perjalanan Ilmu mencapai Nur , selanjutnya Nur yang berserakan bersatu menjadi Satu ( Ahad ) Wujud baru , proses ini disebut juga Nur mencapai Syuhud Jisim tunggal .
RO35:
Wahidatul Syuhud :
Dalam Wadah —-> Nur mencapai Syuhud ” disinilah selayaknya kalimat pandang yang banyak pada yang satu , karena nur / cahaya atau kukus yang berserakan telah menyata menyatu menjadi tubuh atau jisim Tunggal yang baru yang bersih dan halal disebut juga ” Angga – Pribadi ” , semua prosesi yang terjadi ini yang disebut dengan ” Wahidatul Syuhud “.
RO36:
Wahidatul Syuhud adalah syariat Ilmu mencapai Nur dan Syariat Nur mencapai Syuhud.
Disebut syariat karena pada saat itu ada pelaku dan saksi , pelakunya tubuh dan jisim sedang saksinya akal.
RO37 :
SINGKRONISASI ANTARA JASAD DAN JISIM :
ADALAH MANUNGGALNYA ANGGA ( JISIM TUNGGAL -AHAD ) DENGAN SELURUH ELEMEN 7 ROHULLAH
( iradat, Qudrat, hayat , ilmu , sama , bashor , kalam ).
KEJADIAN INILAH DASAR DARI MANUNGGALING KAWULA GUSTI.
KEADAAN HASIL DARI SINGKRONISASI INI DISEBUT ” TUBUH HAQ ALLLOH “
YAITU TUBUH YANG HALAL UNTUK MENEGAKKAN AGAMA ALLLOH.
Dalam Syairnya :
” Nulada laku utama
Tumrape wong tanah jawa
agama ageming Angga “
RO38 :
WAHIDATUL WUJUD :
Adalah prosesi laisa kamislihi yang menghasilkan TUBUH HAQ menjadi WUJUD AL HAQ.
Semua ini adalah karunia “Dia Yang Maha Suci” yang dalam bertindaknya hanya dengan sendirinya.
Kesucian itu tak terjangkau oleh angan dan fikiran manusia.
Dalam syairnya :
Nulada laku utama
Tumrape wong tanah jawa
agama ageming diri ‘
Sudah menjadi kebiasaan jika manusia itu dalam ber amal ibadah mengandalkan jasad seperti :
1. Berkata dengan mulut.
2. Melihat dengan mata.
3. Mendengar dengan telinga
4. Berfikir dengan menggunakan rasio atau otak.
Pola kerja ( perbuatan ) yang sedemikian ini sungguh terlarang dalam agama sebagaimana tercantum dalam Al Qur’an Mushaf Osmani :QS 10:100.
” Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.”
Akal adalah satu rangkaian dari software bukan terdapat pada hardware , otak dengan rasionya adalah hardware jadi jelas benar kalau perbuatan 1-4 diatas terlarang karena tidak melibatkan softwarenya ( Akal )
siapapun dia yang berbuat demikian sesungguhnya masih termasuk haiwan.
RO31:
Sebagai insan agama maka pola dasar amal ibadah harus menggunakan akal sehingga rangkaian sistem kerjan ibadahnya menjadi ;
1. Berbicara dengan Akal.
2. Mendengar dengan Akal.
3. Melihat dengan Akal.
4. Berfikir dengan Akal.
RO32 :
Akal yang dimaksud dan ditunjuk Al Qur’an adalah akal laisa kamislihi ( A ) adanya tiada memiliki bentuk sebagaimana otak didalam kepala , Akal ini berada diatas rangkaian ufuk diri ( RO30 ) .
Sedang ufuk diri adalah ” wadah ” manunggaling jasad dengan jisim .
RO33 :
Hardware atau jasad – tubuh manusia memiliki empat ( 4 ) unsur yaitu , Tanah , Air , Angin dan Panas atau Api yang masing- masing mengambil tempat disekujur tubuh , jadi sesungguhnya didalam batang tubuh hard ware itu terdiri atas empat bagian tubuh yaitu ;
a. Tubuh tanah
b. Tubuh Air.
c. Tubuh Angin.
d. Tubuh Api
Dahulu kala penguasaan 4 batang tubuh sudah mencapai tingkatan yang tinggi sehingga seseorang yang memanfaatkannya disebut sakti mandra guna misalnya , dengan tubuh tanah orang jadi tahan dikubur hidup hidup , dengan tubuh angin seseorang dapat menempuh jarak jauh dengan cepat , dengan tubuh api nabi Ibrahim tak mempan dibakar api raja Namrud dan semua itu adalah wajar saja.
RO34:
Untuk dapat mencapai singkronisasi dengan jisim ( software ) ke empat batang tubuh harus melalui proses pengembalian bentuk menjadi jisim , hal inilah yang dikatakan “mematikan diri sebelum mati” atau mendatangi ajal diri sehingga batang tubuh berubah ;
a. Tubuh tanah berubah menjadi jisim Tanah
b. Tubuh Air berubah menjadi jisim Air.
c. Tubuh Angin berubah menjadi jisim Angin.
d. Tubuh Api berubah menjadi jisim Api.
Semua proses perubahan itu disaksikan oleh Akal ( melihat dengan Akal ) dan kesaksian ini disebut juga ” Jisim melihat jasad “
RO35:
Setelah masing-masing tubuh berubah menjadi jisim pada pandangan akal maka selanjutnya akal memanggil atau menghadirkan kembali ke empat jisim masuk kedalam ” wadah ” atau Ufuk diri ,
a. Jisim tanah ——-> wadah
b. Jisim Air ———-> wadah
c. Jisim angin ——-> wadah
d. Jisim Api ———> wadah
Dalam wadah ke empat jisim lebur menjadi Nur , maka disebut juga perjalanan jisim ke wadah adalah perjalanan Ilmu mencapai Nur , selanjutnya Nur yang berserakan bersatu menjadi Satu ( Ahad ) Wujud baru , proses ini disebut juga Nur mencapai Syuhud Jisim tunggal .
RO35:
Wahidatul Syuhud :
Dalam Wadah —-> Nur mencapai Syuhud ” disinilah selayaknya kalimat pandang yang banyak pada yang satu , karena nur / cahaya atau kukus yang berserakan telah menyata menyatu menjadi tubuh atau jisim Tunggal yang baru yang bersih dan halal disebut juga ” Angga – Pribadi ” , semua prosesi yang terjadi ini yang disebut dengan ” Wahidatul Syuhud “.
RO36:
Wahidatul Syuhud adalah syariat Ilmu mencapai Nur dan Syariat Nur mencapai Syuhud.
Disebut syariat karena pada saat itu ada pelaku dan saksi , pelakunya tubuh dan jisim sedang saksinya akal.
RO37 :
SINGKRONISASI ANTARA JASAD DAN JISIM :
ADALAH MANUNGGALNYA ANGGA ( JISIM TUNGGAL -AHAD ) DENGAN SELURUH ELEMEN 7 ROHULLAH
( iradat, Qudrat, hayat , ilmu , sama , bashor , kalam ).
KEJADIAN INILAH DASAR DARI MANUNGGALING KAWULA GUSTI.
KEADAAN HASIL DARI SINGKRONISASI INI DISEBUT ” TUBUH HAQ ALLLOH “
YAITU TUBUH YANG HALAL UNTUK MENEGAKKAN AGAMA ALLLOH.
Dalam Syairnya :
” Nulada laku utama
Tumrape wong tanah jawa
agama ageming Angga “
RO38 :
WAHIDATUL WUJUD :
Adalah prosesi laisa kamislihi yang menghasilkan TUBUH HAQ menjadi WUJUD AL HAQ.
Semua ini adalah karunia “Dia Yang Maha Suci” yang dalam bertindaknya hanya dengan sendirinya.
Kesucian itu tak terjangkau oleh angan dan fikiran manusia.
Dalam syairnya :
Nulada laku utama
Tumrape wong tanah jawa
agama ageming diri ‘
0 komentar:
Posting Komentar