Mengenali Nafsu.
RO57 :
Bagi siapa saja yang melakukan kegiatan mengheningkan cipta atau manekung ( I’tikaf ) maka gangguan terbesar dan terberat adalah dirinya sendiri , diantara bentuk gangguan tersebut adalah ;
a. Adanya getaran alam diri dan alam semesta ,.
b. Gelombang panas alam diri dan alam semesta.
c. Bayangan diri dan bayangan alam semesta.
RO58 :
Pada perkembangan tingkat lanjutannya ;
a. Getaran menimbulkan suara baik secara nyata maupun sembunyi ( bisikan ).
Cukup banyak orang yang terperangkap oleh getaran diri yang berwujud suara ini sehingga jika tidak siap mental dan pengetahuan akan terbawa ilusi seolah menerima bisikan ghaib yang sesungguhnya masih suara dirinya sendiri hal ini terjadi karena getaran dan gerak tubuh yang semula bebas beraktivitas diwakofkan / diheningkan .
Jika niat bersemedi atau I’tikof ini memiliki tujuan tertentu maka seseorang akan larut terbawa arus yang ditujunya.
dalam formulasi jisim ada kesamaan antara jisim alam dan mahluk maka siapapun orangnya jika dalam olah semedi atau I’tikof ini mengedepankan rasa, dia akan terjerat dalam rangkaian jisim alam dan mahluk.
Rasa dengar ( HS ) dan Rasa lihat ( HB ) adalah karakter jisim alam , maka sehalus apapun suara jika masih terasa terdengar maka itu berasal dari dalam jisim alam diri sendiri.
Disini banyak para ahli yang kepleset rasa diri sehingga merasa dapat wangsit , merasa dapat wahyu dan malah ada yang berani ngaku jadi nabi ini dan nabi itu padahal jelas semua itu permainan nafsu diri sendiri.
RO59 :
b. Gelombang panas membuka jaringan mahluk di alam semu.
Gelombang panas muncul karena adanya perbedaan tekanan antara alam diri dan alam semesta , meredam getaran dapat menimbulkan gesekan yang berakibat adanya panas , berhentinya aktivitas bawah dari sama dan bashar serta kalam dan ilmu menimbulkan panas yang merambat didalam syaraf lalu menjalar keseluruh tubuh.
Bertindaknya rasa melihat ( HB hayat bashar ) membawa seseorang larut ke alam nasut akibatnya sepertinya dia berjumpa dengan mahluk lain selain dirinya.
Jin dan syetan adalah berasal dari hawa panas manusia , siapa yang panas tubuhnya mencapai kesamaan dengan hawa panas mahluk dia akan menjumpai warna warninya.
C. Bayangan diri :
Panas menimbulkan bias warna yang kemudian menimbulkan adanya bayangan baik itu bayangan diri maupun bayangan alam semsesta , bertindaknya rasa ingin melihat ( HB ) kadang menimbulkan asumsi diri seolah berjumpa dengan saudara kembar sinorowedi.
Maka agar diri tidak terjebak dalam lingkaran jisim semu tersebut sebaiknya diperhatikan petunjuk Al Qur’an berikut :
” Dan adapun orang -orang yang takut kepada makom kebesaran tuhannya , menahan diri dari keinginan hawa nafsunya” ( QS ,An-naziaat 40 )
Ayat ini memberi petunjuk pada keadaan ” alaming ngelmu pangeran ” ( knowledge of god ) , siapa yang hendak memasuki wahana ilmu pengeran untuk mengenali tuhannya diberi syarat yaitu harus menahan keinginan hawa nafsunya sendiri .
RO60 :
Hawa masuk ketubuh melalui proses pernafasan ( inhalation ) maka dikatakan disana adanya hawa nafsu , dalam prosesnya gas yang masuk ke paru paru dipompa ke otak bersama dengan sel darah guna pematangan proses penyerbukan darah dari paru paru , nafsu turut berperan di dalam proses pemanasan darah melalui otak sambil menanti saat bertindaknya. Aktivitas otak kiri yang sibuk bekerja dan berfikir membuat nafsu segan memasukinya sebaliknya otak kanan yang lapang lebih nyaman untuk ditempatinya , maka nafsu mudah berinteraksi dengan rasa ( perasa ) yang bermukim di otak kanan . Sel nafsu yang berada diotak kanan ini yang mirip benalu , akarnya cepat menjalar keseluruh bagian tubuh , jika sell nafsu yang di dalam otak tidak ditakluk-kan maka akan menjadi virus ganas yang siap mematikan . Jika otak kanan telah dikuasai nafsu maka lambat laun otak kiri yang berisi faham dan pengetahuan akan di pengaruhinya maka jadilah otak sebagai sarana berkembang biaknya nafsu , syetan , iblis dan dajal.
RO61 :
Sell nafsu ( Vn ) berinteraksi dengan sell rasa ( H ) dan sell pengetahuan (Ip) = VN ( H + IP ) = N Sesat .
pada manusia yang dalam otak nya berkomposisi N = Vn (H+Ip ) , orangnya akan menjadi ambisius , rajin kuat berfikir , haus kekuasaan , catatan sejarah menunjuk keberadaan Fir’aun sebagai contohnya .
RO61 :
Nafsu Lauwwamah ( Jiwa yang kecewa ) :
Nafsu Lauwwamah ( Nl ) adalah mufakat rasa ( H ) dengan sell samak + sell Bashor + sell kalam , atau
Nl = H –> ( S + B + K ).
diantara kriteria lauwwamah dalam kenyataan adalah ;
suka heran , mudah kecewa , lupa diri , bohong .
malas , suka pameran , suka bujuk rayu , suka takjub dan ngrumpi.
RO62 :
Nafsu Amarah ( Na ) adalah mufakat rasa ( H ) dengan sell Ilmu ( Ip) dan Sell Qudrat ( Q ).
Na = H –>( Ip + Q )
Dialamnya ( Nasut ) nafsu tak pernah tinggal berdiam diri , dalam realita af’al atau perbuatan nafsu ini yang disebut syaitan .
Maka dalam kafahnya Islam salah satu syaratnya adalah mengetahui Syetan untuk dinafikan dari dalam perbuatan diri , ” syetan adalah musuh yang nyata ” .
Bagi siapa saja yang melakukan kegiatan mengheningkan cipta atau manekung ( I’tikaf ) maka gangguan terbesar dan terberat adalah dirinya sendiri , diantara bentuk gangguan tersebut adalah ;
a. Adanya getaran alam diri dan alam semesta ,.
b. Gelombang panas alam diri dan alam semesta.
c. Bayangan diri dan bayangan alam semesta.
RO58 :
Pada perkembangan tingkat lanjutannya ;
a. Getaran menimbulkan suara baik secara nyata maupun sembunyi ( bisikan ).
Cukup banyak orang yang terperangkap oleh getaran diri yang berwujud suara ini sehingga jika tidak siap mental dan pengetahuan akan terbawa ilusi seolah menerima bisikan ghaib yang sesungguhnya masih suara dirinya sendiri hal ini terjadi karena getaran dan gerak tubuh yang semula bebas beraktivitas diwakofkan / diheningkan .
Jika niat bersemedi atau I’tikof ini memiliki tujuan tertentu maka seseorang akan larut terbawa arus yang ditujunya.
dalam formulasi jisim ada kesamaan antara jisim alam dan mahluk maka siapapun orangnya jika dalam olah semedi atau I’tikof ini mengedepankan rasa, dia akan terjerat dalam rangkaian jisim alam dan mahluk.
Rasa dengar ( HS ) dan Rasa lihat ( HB ) adalah karakter jisim alam , maka sehalus apapun suara jika masih terasa terdengar maka itu berasal dari dalam jisim alam diri sendiri.
Disini banyak para ahli yang kepleset rasa diri sehingga merasa dapat wangsit , merasa dapat wahyu dan malah ada yang berani ngaku jadi nabi ini dan nabi itu padahal jelas semua itu permainan nafsu diri sendiri.
RO59 :
b. Gelombang panas membuka jaringan mahluk di alam semu.
Gelombang panas muncul karena adanya perbedaan tekanan antara alam diri dan alam semesta , meredam getaran dapat menimbulkan gesekan yang berakibat adanya panas , berhentinya aktivitas bawah dari sama dan bashar serta kalam dan ilmu menimbulkan panas yang merambat didalam syaraf lalu menjalar keseluruh tubuh.
Bertindaknya rasa melihat ( HB hayat bashar ) membawa seseorang larut ke alam nasut akibatnya sepertinya dia berjumpa dengan mahluk lain selain dirinya.
Jin dan syetan adalah berasal dari hawa panas manusia , siapa yang panas tubuhnya mencapai kesamaan dengan hawa panas mahluk dia akan menjumpai warna warninya.
C. Bayangan diri :
Panas menimbulkan bias warna yang kemudian menimbulkan adanya bayangan baik itu bayangan diri maupun bayangan alam semsesta , bertindaknya rasa ingin melihat ( HB ) kadang menimbulkan asumsi diri seolah berjumpa dengan saudara kembar sinorowedi.
Maka agar diri tidak terjebak dalam lingkaran jisim semu tersebut sebaiknya diperhatikan petunjuk Al Qur’an berikut :
” Dan adapun orang -orang yang takut kepada makom kebesaran tuhannya , menahan diri dari keinginan hawa nafsunya” ( QS ,An-naziaat 40 )
Ayat ini memberi petunjuk pada keadaan ” alaming ngelmu pangeran ” ( knowledge of god ) , siapa yang hendak memasuki wahana ilmu pengeran untuk mengenali tuhannya diberi syarat yaitu harus menahan keinginan hawa nafsunya sendiri .
RO60 :
Hawa masuk ketubuh melalui proses pernafasan ( inhalation ) maka dikatakan disana adanya hawa nafsu , dalam prosesnya gas yang masuk ke paru paru dipompa ke otak bersama dengan sel darah guna pematangan proses penyerbukan darah dari paru paru , nafsu turut berperan di dalam proses pemanasan darah melalui otak sambil menanti saat bertindaknya. Aktivitas otak kiri yang sibuk bekerja dan berfikir membuat nafsu segan memasukinya sebaliknya otak kanan yang lapang lebih nyaman untuk ditempatinya , maka nafsu mudah berinteraksi dengan rasa ( perasa ) yang bermukim di otak kanan . Sel nafsu yang berada diotak kanan ini yang mirip benalu , akarnya cepat menjalar keseluruh bagian tubuh , jika sell nafsu yang di dalam otak tidak ditakluk-kan maka akan menjadi virus ganas yang siap mematikan . Jika otak kanan telah dikuasai nafsu maka lambat laun otak kiri yang berisi faham dan pengetahuan akan di pengaruhinya maka jadilah otak sebagai sarana berkembang biaknya nafsu , syetan , iblis dan dajal.
RO61 :
Sell nafsu ( Vn ) berinteraksi dengan sell rasa ( H ) dan sell pengetahuan (Ip) = VN ( H + IP ) = N Sesat .
pada manusia yang dalam otak nya berkomposisi N = Vn (H+Ip ) , orangnya akan menjadi ambisius , rajin kuat berfikir , haus kekuasaan , catatan sejarah menunjuk keberadaan Fir’aun sebagai contohnya .
RO61 :
Nafsu Lauwwamah ( Jiwa yang kecewa ) :
Nafsu Lauwwamah ( Nl ) adalah mufakat rasa ( H ) dengan sell samak + sell Bashor + sell kalam , atau
Nl = H –> ( S + B + K ).
diantara kriteria lauwwamah dalam kenyataan adalah ;
suka heran , mudah kecewa , lupa diri , bohong .
malas , suka pameran , suka bujuk rayu , suka takjub dan ngrumpi.
RO62 :
Nafsu Amarah ( Na ) adalah mufakat rasa ( H ) dengan sell Ilmu ( Ip) dan Sell Qudrat ( Q ).
Na = H –>( Ip + Q )
Dialamnya ( Nasut ) nafsu tak pernah tinggal berdiam diri , dalam realita af’al atau perbuatan nafsu ini yang disebut syaitan .
Maka dalam kafahnya Islam salah satu syaratnya adalah mengetahui Syetan untuk dinafikan dari dalam perbuatan diri , ” syetan adalah musuh yang nyata ” .
0 komentar:
Posting Komentar