Bissmillahirrahmanirrahiim
Keyakinan Dan Niat
--------------
I.MENGUATKAN DAN MEMBAIKAN KEYAKINAN
Tiada amal baik dapat dilaksanakan
kecuali dengan keyakinan, tiada seorang hamba mampu beramal, kecuali
sekedar keyakinannya, dan tiada akan berkurang amalnya sampai berkurang
pula keyakinannya (Lukman as ).
Oleh karena itu hendaknya kita menguatkan keyakinan terlebih dahulu dan membaikan keyakinan, sebab bila keyakinan telah tertanam kukuh dalam jiwa dan telah memenuhinya, maka segala yang gaib seakan akan tampak hadir di depan mata.
Diantara buah keyakinan ialah perasaan
tentram akan terlaksananya janji ALLOH, kepercayaan hati akan jaminan
NYA, pemusatan “himmah” seorang kepadaNYA, penghindaran diri dari segala
yang memalingkan dari NYA, kembali kepadaNYA dalam setiap keadaan,
serta penyaluran seluruh daya dan tenaga dalam mencari keridlaaNYA
Menurt syeikh Allamah Sayyid Al hadad
dalam kitabnya ‘Risalah Al-Mu’awanah wa AL Muzaharah li Al Raghibin min
Al Mu’minin fi Suluk Al Thariq Al Akhirah” terjemahan Muhammad Al baqir
:Keyakinan dapat dikuatkan dan diperbaiki dengan beberapa hal antaralain
:
PERTAMA; Ini
merupakan pokok dan sumber utama, berusaha mendengarkandan menyimak
dengan tekun ayat ayat dan riwayat riwayat yang mengungkapkan
keagunganALLOH, serta kemampuan, kebesaran, keperkasaan dan
kemandirianNYA dalam soal penciptaan, kekuasaan dan kekuatan NYA,
tentang kebenaran para rosul dan kesempurnaan mereka serta mukjizat
mukjizat yang diberikan ALLOH kepada meraka guna mendukung ke rasulan
mereka, tentang berbagai hukuman akibat buruk bagi kaum penentang.Juga
riwayat riwayat tentang hari kiamat, termasuk bersangkutan dengan pahala
yang diberikan kepada para pelaku kebajikan dan hukuman yang ditimpakan
para pelaku kejahatan.Hal ini telah di isyaratkan ALLOH dalam Al qur’an
29 : 51 : “ Tidak cukupkah bagi mereka bahwa Kami telah menurunkan
kepadamu AL KITAB ( AL Qur’an ) sedang ia dibacakan kepada mereka
?Sesungguhnya dalam AL Qur’an itu terdapat rahmad yang besar dan
pelajaran bagi orang orang beriman”.
KEDUA ;Memperhtikan
dan merenungkan gejala gejala pada keraajaan langit dan bumi, keajaiban
keajaiban dan keindahan keindahan tiada tara yang ditebarkan ALLOH pada
semua itu seperti di isyaratkan ALLOH dalam AL Qur’an 41 : 53: “ Kami
akan memperlihatkan kepada mereka tanda tanda Kami di segenap penjuru
dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa itu
adalah Haq. dan apakah Tuhanmu tidak cukup ( bagimu ) bahwa sesungguhnya
Dia menyaksikansegala sesuatu.
KETIGA ; Mendasari
setiap perbuatan dengan konsekwensi keimanan secara lahir dan batin,
terus menerus dalam hal itu seraya berdaya upaya semampunya seperti
diisyaratkan ALLOH dalam AL Qur’an 29:69 : “Dan orang orang yang
berjihat untuk mencari keridloan, benar benar akan Kami tunjukan kepada
mereka jalan jalan Kami, dan sesungguhnya Alloh benar benar beserta
orang orang yang berbuat baik “.
Secara umum ,keyakinan adalah pokok utama
sedangkan segala maqam ( kedudukan ) yang mulia, akhlaq terpuji dan
amal amal saleh adalah cabang cabang serta buah buahnya.Akal dan amal
sesorang selalu mengikuti keyakinan dirinya, baik dalam hal kuat atau
lemahnya serta sehat dan sakitnya.seperti telah dikatakn Lukman as
tersebut diatas.
Adapun tingkatan tingkatan keyakinan kaum muslimin menurut Syeikh Allamah Sayyid Abdullah Haddad adalah sebagai berikut :
PERTAMA : Tingkatan
kaum kanan ( ashabul yamin ), yaitu kepercayaan yang pasti dan kuat
namun masih disertai kemungkinan timbulnya keraguan dan guncangan
apabila datang hal hal yang dapat mempengaruhinya.Keadaan ini biasa
disebut Keimanan ( Iman )
KEDUA ; Tingkatan
orang orang yang didekatkan ( muqorrobin )yakni berkuasanya iman atas
hati secara penuh, sedemikan rupa sehingga tidak mungkin terjadi sesuatu
yang berlawanan denganya, bahkan tidak dapat dibayangkan wujudnya(
adanya ) apalagi kemungkinan terjadinya.Pada tingkatan ini sesuatu yang
gaib menjadi seakan akan hadir dengan jelasnya dihadapan
penglihatan.Keadaan seperti ini biasa disebut : KEYAKINAN.
KETIGA ; Tingkatan
para nabi dan pewaris mereka yang sempurna, yakni kaum yang tulus ( as
shiddiqun ), yaitu beralihnya sesuatu yang gaib menjadi benar benar
hadir denga jelas di depan penglihatan mereka.keadaan seperti ini
disebut : “penyingkapan “ dan pandangan langsung ( al kasyf wal ‘iyaan
).
Diantara masing masing tingkatan terdapat
perbedaan derajad yang cukup besar.Masing masing mempunyai keutamakan
meskipun sebagian dari mereka lebih utama dari yang lainya.itulah
karunia ILLAHI yang diberikanNYA kepada siapa saja yang dikehendakiNYA
dan sungguh ALLOH adalah maha pemurah, maha pelimpah karunia yang agung.
II.MEMBAIKAN DAN MENGIKHLASKAN NIAT
Sesungguhnya setiap perbuatan bergantung
pada niatnya,dan bagi setiap orang ganjaran sesuai dengan niat yang
menyertai perbuatannya itu ( sabda Rosulolloh saw).Niat adalah asas
segala perbuatan sehingga keduanya berkaitan dalam hal kebaikan dan
keburukan, serta kesempurnaan dan kerusakan oleh karena itu marilah kita
selalu memperbaiki niat, mengikhlaskan serta memikirkannya sungguh
sungguh terlebih dahulu sebelum memulai sesuatu perbuatan.Janganlah kita
mengucapkan sesuatu, menginginkan sesuatu atau pun berazam melaksanakan
sesuatu kecuali menjadikan niat kita semata mata demi mendekatkan diri (
taqarub) kepada ALLOH, serta mengharapkan pahala yang telah ditetapkan
olehNYA atas setiap amalan yang diniatkan tersebut, sesuai dengan luas
karuniaNYA.Tiada suatu yang patut dijadikan sarana ber Taqarub kepada
ALLOH kecuali yang telah disyariatkan NYA melalui Rosul NYA, baik hal
hal yang diwajibkan ( fara idh ) ataupun yang dianjurkan ( nawafil ).
Adakalanya niat yang tulus dapat
berpengaruh pada sesuatu yang netral ( mubah ) sehingga berubah menjadi
amal yang dapat mendekatkan seorang kepada TUHANYA, mengingat berbagai
cara atau sarana dapat memperoleh penilaian yang sama dengan
tujuan.sebagai contoh kita makan suatu makanan dengan disertai niat agar
badan kuat untuk melaksanakan ketaatan kepada ALLOH, atau mendatangi
isteri yang syah dengan niat agar mendapatkan anak yang taat kepada
Allah.Niat seperti ini dianggap tulus apabila benar benar diamalkanya,
seorang yang menunutut ilmu misalnya, mengaku bahwa ia berniat pada
saatnya telah memiliki ilmu, maka berniat mengamalkan dan mengajarkanya
kepada orang lain.Apabila ia tidak melaksanakan niatnya itu pada saat
telah memiliki kemampuan, maka niatnya yang dulu tidaklah disebut niat
yang tulus.Maka marilah bersungguh sungguh agar niat kita dalam
mengerjakan sesuatu adalah semata mata demi demi mencari keridloan ALLOH
semata.
Makna niat dapat dibagi menjadi dua pengertian.
PERTAMA ;Niat berati menunjukan tujuan
sebanarnya yang telah mendorong kita untuk ber azam ( membersitkan
/mengucap dalam hati), bekerja ataupun berucap.Dengan makna ini,
kerapkali niat untuk berbuat sesutau menjadi lebih utama dari pada
perbuatannya sendiri bila perbuatan tersebut baik ataupun perbuatan
sendiri menjadi lebih buruk daripadanya bula perbuatan tersebut
buruk.Rosululloh pernah bersabda : “ Niat seorang mukmin lebih utama
dari pada amalnya”.
KEDUA ;Niat berarti gerak hati kita untuk
melakukan sesuatu pada saat kita hendak melakukanya.Niat dalam
pengertian ini pasti lebih penting dari perbuatan itu snediri.Ketika
kita berniat dan ber azam untuk melakukan sesuatu, pasti tidak terlepas
dari salah satu dari tiga keadaan dibawah ini:
A. Kita ber azam lalu berbuat
B. Kita berazam, tetapi tidak berbuat
kendati kita mempunyai kemampuan.keadaan pertama dan kedua ini
dijelaskan dalam hadis yang dirawikan Abdullah bin Abbas dari rosululloh
saw :” Sesungguhnya Allah swt telah menetapkan nilai segala perbuatan
kebaikan maupun keburukan.Maka barang siapa berniat melakukan suatu
kebaikan lalu tidak melaksanakannya,niscaya Allah swt akan mencatat
pahalanya disisiNYA sebagai satu kebaikan sempurna.Dan bila seorang
berniat melakukan sesuatu kebaikan lalu ia melaksanakan, niscaya Allah
swt, akan mencatata pahalanya di sisiNYA sebagai perbuatan sepuluh
kebaikan sampai tujuh ratus, bahkan berlipat ganda banyaknya.Dan bila
seorang berniat melakukan suatu kejahatan lalu ia tidak melaksanakan,
Allah swt akan mencatat pahalanya disisiNYA sebagai satu kebaikan
sempurna, dan bila berniat melakukan suatu kejahatan kemudian ia
melaksanakan pula, maka Allah akan mencatat di sisi NYA sebagi satu
kejahatan”.
C. Bila kita berazam melakukan sesuatu
yang kita tidak memiliki kemampuan untuk melakukanya, misalnya kita
berkata : “seandainya aku mampu, pasti aku akan melkukan “.bagi orang
seperti ini disediakan ganjaran seperti yang disediakan bagi pelaku,
baik dalam hal kebaikan ataupun kejahatan, berdasrkan hadis nabi saw
:”Manusia terbagi atas empat golongan ;seorang dikaruniai ilmu dan harta
oleh Allah lalu ia membelanjakan hartanya sesuai dengan ilmunya, maka
seorang lainya berkata :seandainya Allah swt memberikan seperti yang
diberikan kepada orang itu, niscaya aku pun akan berbuat seperti yang
diperbuatnya.Kedua orang tersebut sama sama akan memperoleh
pahala.sebaliknya , seseorang dikaruniai harta oleh Allah swt, tetapi
tidak dikaruniai ilmu, lalu ia brtindak ceroboh dengan hartanya
disebabakan kebodohanya,lalu seorang lainya berkata; seandainya Allah
memberiku harta seperti dia niscya akupun akan berbuat seperti
perbuatannya, kedua orang itu sama sama berdosa.
III.MEMBAIKAN BATIN
Dalam do’a Rosulloh disebutkan :“Ya Allah jadikanlah batinku lebih baik dari pada lahirku dan jadikanlah lahirku baik pula
“.do’a ini mengisyaratkan kita untuk selalu memohon agar btin kita
baik, artinya selalu berusuha untuk membaikan batin kita agar lebih
baik dari lahir yang telah baik.Menurut syeikh A.Sayyid Abdullah Hadad
; batin seorang adalah arah pandangan Alloh SWT, sedang lahirnya adalah
batas pandangan makluk.Setiap kali Alloh menyebutkan hal hal rahasia
(bathiniah ) dan nyata ( lahiriah ) dalam kitab suci NYA,Ia mendahulukan
penyebutan yang rahasia sebelum yang nyata.Dan pada kenyataanya,bila
batin baik , lahirnyapun baik, sikap laghiriah mengikuti batiniah dalam
hal kebaikan maupun keburukan.Rosululloh bersabda : “didalam tubuh ada
segunpal daging, bila ia baik, baiklah seluruh tubuh karenanya dan bila
rusak,rusaklah seluruh tubuh karenanya .Itulah hati /kalbu.
0 komentar:
Posting Komentar