Allah
Allah (Bahasa Arab: الله; Bahasa Inggris: God)
adalah nama zat yang Maha Sempurna, Maha Kuasa, Maha Mengetahui, dan
Maha Penyayang; yang berhak disembah oleh seluruh manusia. Tanggapan
mengenai Allah berbeda-beda pada tiap-tiap agama, seperti dalam agama Samawi yakni Kristen, Yahudi, dan Islam, dan agama politeis. Tetapi walaupun demikian, Allah merupakan satu konsep yang dapat dijumpai secara universial pada setiap bangsa dan agama.
Allah dalam Islam
Allah adalah satu-satunya Tuhan (tanpa sekutu)[5], Sang Pencipta, Hakim dari seluruh makhluk, Maha Kuasa, Maha Penyayang, Maha Pemurah dan Tuhan dari Ibrahim, Ismail, Ishaq, Yakub, Musa, Dawud, Sulaiman, Isa dan Muhammad. Menurut F.E. Peters, " Al-Qur'an menyatakan 29:46,
Muslim mempercayai dan sejarawan menyetujui, bahwa Muhammad dan
pengikutnya menyembah Tuhan yang sama dengan yang disembah Yahudi.
Allah-nya Al-Qur'an adalah Tuhan Sang Pencipta yang ada dalam kisah
Ibrahim. Peters mengatakan bahwa Al-Qur'an menggambarkan Allah lebih
berkuasa dan jauh dibandingkan dengan Yahweh, dan juga merupakan Tuhan universal, tidak seperti Yahweh yang lebih dekat dengan bangsa Israel.[6]
Nama-nama Allah
Berdasarkan keterangan : Allaahu ismun li dzaatil wajibul wujuud
artinya : Allah itu adalah sebuah nama kepada yang pasti ada
keberadaannya (eksistensi). Jadi jelaslah Allah itu adalah sebuah nama
kepada sesuatu yang wajib untuk dilayani dengan sebenar-benarnya, karena
berdasarkan keterangan: Allaahu ismun li dzaati ma'budi bi haqq
artinya : Allaah itu adalah sebuah nama kepada sesuatu yang wajib
dilayani (ma'budi) dengan sebenar-benarnya pelayanan (ibadah).
Dalam tradisi Islam disebutkan ada 99 nama untuk Allah (Asma'ul Husna), diambil dari nama-nama yang digunakan Al-Qur'an untuk merujuk kepada Allah.[7] Di antara nama-nama tersebut adalah :
Al Malikul Mulk (Raja segala Raja, Maha Raja)
Al Hayy (Maha Hidup)
Al Muhyii (Maha Memberi Kehidupan)
Allah dalam Kristen
Dalam banyak agama, Allah yang Mahatinggi diberi gelar dan Bapa. Dalam berbagai bentuk politeisme,
tuhan yang tertinggi dipahami sebagai "bapa dari semua tuhan dan
manusia". Dalam agama Israel dan Yudaisme modern, YHWH disebut Bapa
karena Ia adalah Pencipta, Pemberi hukum, dan Pelindung. Demikian pula
di dalam Kekristenan, Allah disebut Bapa dengan alasan yang sama, tetapi
terutama sekali karena misteri dari hubungan Bapa-Anak yang diungkapkan
oleh Yesus Kristus. Pada umumnya, nama Bapa yang diberikan kepada Tuhan
menunjukkan bahwa Ia adalah asal usul dari segala sesuatu yang tunduk
kepada-Nya. Dialah Kewibawaan yang tertinggi dan yang Mahakuasa,
Patriarkh, dan Pelindung.
Katekismus Singkat Westminster mendefinisikan Allah sebagai roh,
yang tidak terbatas, kekal, dan tidak berubah, dalam pengetahuan-Nya,
dalam kebijaksanaan-Nya, dalam kekuasaan-Nya, dalam kekudusan-Nya, dalam
keadilan-Nya, dalam kebaikan-Nya, dan dalam kebenaran-Nya.
Dalam konsep terdapat 5 eksistensi mutlak Allah:
-
-
-
-
Allah itu mahakuasa, khalik (pencipta) langit dan bumi serta segala isinya yang kelihatan maupun tidak (Kejadian 1:1-31)
Tiga kodrat Allah dalam iman Kristiani
Menurut iman kristiani, Allah sebagai oknum/pribadi memiliki dalam
diri-Nya 3 (tiga); kodrat kuasa-Nya atau kodrat Ketuhanan-Nya, yaitu:
Mencipta: Kuasa Mencipta ini dalam Perjanjian baru disebut oleh Yesus dengan predikat BAPA (Matius 11:25, lukas 10:21)
Berfirman: Kuasa berfirman (dan bertindak) ini dalam Perjanjian baru disebut oleh Yesus dengan predikat ANAK (Yohanes 1:14, Yohanes 1:18, Matius 16:16)
Roh Allah: Roh Allah yang berkuasa memelihara, mengayomi, membimbing dan menolong ini dalam Perjanjian baru oleh Yesus disebut dengan Roh Kudus (Yohanes 14:16-17, Yohanes 14:26, 15:26)
Penggunaan kata Allah
Umat Kristen lebih menyukai kata Tuhan dibanding kata Allah.[rujukan?] Akan tetapi, semua terjemahan Alkitab dalam bahasa Melayu dan Indonesia sejak abad ke-17 menggunakan kata "Allah" sebagai terjemahan bahasa Ibrani "El dan
bahasa Yunani "Theos". Jadi, Allah dalam Kekristenan sedikit berbeda
dengan Allah dalam pengertian ajaran Islam. Secara pengucapan juga ada
perbedaan dengan Allah dalam tradisi Islam. Allah dalam agama Kristen
diucapkan dengan 'alah', bukan 'allah' seperti umat Islam ucapkan, Allah
dalam tradisi Islam diucapkan dengan logat bahasa Arab. Seringkali umat Islam di Indonesia mengucapkannya dengan susah dan salah, yakni dengan 'awlloh' (logat Jawa).
Kontroversi kata "Allah" di Malaysia
Pemerintah Malaysia pada tahun 2007 melarang penggunaan kata Allah di
luar konteks Muslim, tetapi pengadilan tinggi Malaysia pada tahun 2009
membatalkan keputusan itu dengan dasar in-konstitusional. Pemerintah Malaysia
telah mengajukan banding atas keputusan pengadilan, dan pengadilan
tinggi Malaysia telah menunda pelaksanaan hasil keputusan hingga banding
diajukan. Pada 14 Oktober 2013, Kristen Malaysia dilarang menggunakan
kata Allah. Keputusan itu telah diambil oleh tiga hakim di pengadilan banding Malaysia, untuk membatalkan keputusan pengadilan yang lebih rendah yang memperbolehkan tabloid mingguan berbahasa Melayu, yakni The Herald untuk menggunakan kata Allah.[8]
0 komentar:
Posting Komentar