Jumat, 14 Maret 2014

Allah

Allah 

Allah (Bahasa Arab: الله; Bahasa Inggris: God) adalah nama zat yang Maha Sempurna, Maha Kuasa, Maha Mengetahui, dan Maha Penyayang; yang berhak disembah oleh seluruh manusia. Tanggapan mengenai Allah berbeda-beda pada tiap-tiap agama, seperti dalam agama Samawi yakni Kristen, Yahudi, dan Islam, dan agama politeis. Tetapi walaupun demikian, Allah merupakan satu konsep yang dapat dijumpai secara universial pada setiap bangsa dan agama.

Allah dalam Islam

Allah adalah satu-satunya Tuhan (tanpa sekutu)[5], Sang Pencipta, Hakim dari seluruh makhluk, Maha Kuasa, Maha Penyayang, Maha Pemurah dan Tuhan dari Ibrahim, Ismail, Ishaq, Yakub, Musa, Dawud, Sulaiman, Isa dan Muhammad. Menurut F.E. Peters, " Al-Qur'an menyatakan 29:46, Muslim mempercayai dan sejarawan menyetujui, bahwa Muhammad dan pengikutnya menyembah Tuhan yang sama dengan yang disembah Yahudi. Allah-nya Al-Qur'an adalah Tuhan Sang Pencipta yang ada dalam kisah Ibrahim. Peters mengatakan bahwa Al-Qur'an menggambarkan Allah lebih berkuasa dan jauh dibandingkan dengan Yahweh, dan juga merupakan Tuhan universal, tidak seperti Yahweh yang lebih dekat dengan bangsa Israel.[6]

Nama-nama Allah

Berdasarkan keterangan : Allaahu ismun li dzaatil wajibul wujuud artinya : Allah itu adalah sebuah nama kepada yang pasti ada keberadaannya (eksistensi). Jadi jelaslah Allah itu adalah sebuah nama kepada sesuatu yang wajib untuk dilayani dengan sebenar-benarnya, karena berdasarkan keterangan: Allaahu ismun li dzaati ma'budi bi haqq artinya : Allaah itu adalah sebuah nama kepada sesuatu yang wajib dilayani (ma'budi) dengan sebenar-benarnya pelayanan (ibadah).

Dalam tradisi Islam disebutkan ada 99 nama untuk Allah (Asma'ul Husna), diambil dari nama-nama yang digunakan Al-Qur'an untuk merujuk kepada Allah.[7] Di antara nama-nama tersebut adalah :

  • Al Malikul Mulk (Raja segala Raja, Maha Raja)

  • Al Hayy (Maha Hidup)

  • Al Muhyii (Maha Memberi Kehidupan)

Allah dalam Kristen

Dalam banyak agama, Allah yang Mahatinggi diberi gelar dan Bapa. Dalam berbagai bentuk politeisme, tuhan yang tertinggi dipahami sebagai "bapa dari semua tuhan dan manusia". Dalam agama Israel dan Yudaisme modern, YHWH disebut Bapa karena Ia adalah Pencipta, Pemberi hukum, dan Pelindung. Demikian pula di dalam Kekristenan, Allah disebut Bapa dengan alasan yang sama, tetapi terutama sekali karena misteri dari hubungan Bapa-Anak yang diungkapkan oleh Yesus Kristus. Pada umumnya, nama Bapa yang diberikan kepada Tuhan menunjukkan bahwa Ia adalah asal usul dari segala sesuatu yang tunduk kepada-Nya. Dialah Kewibawaan yang tertinggi dan yang Mahakuasa, Patriarkh, dan Pelindung.

Katekismus Singkat Westminster mendefinisikan Allah sebagai roh, yang tidak terbatas, kekal, dan tidak berubah, dalam pengetahuan-Nya, dalam kebijaksanaan-Nya, dalam kekuasaan-Nya, dalam kekudusan-Nya, dalam keadilan-Nya, dalam kebaikan-Nya, dan dalam kebenaran-Nya.

Dalam konsep terdapat 5 eksistensi mutlak Allah:

  1. Allah itu kekal, tidak berawal dan tidak berakhir (Keluaran 3:14, Ibrani 7:3, Wahyu 1:8, Wahyu 22:13)

  2. Allah itu esa (Ulangan 6:4, Yesaya 45:5,21, ;1 Timotius 1:17)

  3. Allah itu tidak berubah-ubah (Maleakhi 3:6, Yakobus 1:17)

  4. Allah itu tidak ada persamaannya (Mazmur 86:8, Yesaya 40:25, II Samuel 7:22)

  5. Allah itu mahakuasa, khalik (pencipta) langit dan bumi serta segala isinya yang kelihatan maupun tidak (Kejadian 1:1-31)

Tiga kodrat Allah dalam iman Kristiani

Menurut iman kristiani, Allah sebagai oknum/pribadi memiliki dalam diri-Nya 3 (tiga); kodrat kuasa-Nya atau kodrat Ketuhanan-Nya, yaitu:

  1. Mencipta: Kuasa Mencipta ini dalam Perjanjian baru disebut oleh Yesus dengan predikat BAPA (Matius 11:25, lukas 10:21)

  2. Berfirman: Kuasa berfirman (dan bertindak) ini dalam Perjanjian baru disebut oleh Yesus dengan predikat ANAK (Yohanes 1:14, Yohanes 1:18, Matius 16:16)

  3. Roh Allah: Roh Allah yang berkuasa memelihara, mengayomi, membimbing dan menolong ini dalam Perjanjian baru oleh Yesus disebut dengan Roh Kudus (Yohanes 14:16-17, Yohanes 14:26, 15:26)

Penggunaan kata Allah

Umat Kristen lebih menyukai kata Tuhan dibanding kata Allah.[rujukan?] Akan tetapi, semua terjemahan Alkitab dalam bahasa Melayu dan Indonesia sejak abad ke-17 menggunakan kata "Allah" sebagai terjemahan bahasa Ibrani "El dan bahasa Yunani "Theos". Jadi, Allah dalam Kekristenan sedikit berbeda dengan Allah dalam pengertian ajaran Islam. Secara pengucapan juga ada perbedaan dengan Allah dalam tradisi Islam. Allah dalam agama Kristen diucapkan dengan 'alah', bukan 'allah' seperti umat Islam ucapkan, Allah dalam tradisi Islam diucapkan dengan logat bahasa Arab. Seringkali umat Islam di Indonesia mengucapkannya dengan susah dan salah, yakni dengan 'awlloh' (logat Jawa).

Kontroversi kata "Allah" di Malaysia

Pemerintah Malaysia pada tahun 2007 melarang penggunaan kata Allah di luar konteks Muslim, tetapi pengadilan tinggi Malaysia pada tahun 2009 membatalkan keputusan itu dengan dasar in-konstitusional. Pemerintah Malaysia telah mengajukan banding atas keputusan pengadilan, dan pengadilan tinggi Malaysia telah menunda pelaksanaan hasil keputusan hingga banding diajukan. Pada 14 Oktober 2013, Kristen Malaysia dilarang menggunakan kata Allah. Keputusan itu telah diambil oleh tiga hakim di pengadilan banding Malaysia, untuk membatalkan keputusan pengadilan yang lebih rendah yang memperbolehkan tabloid mingguan berbahasa Melayu, yakni The Herald untuk menggunakan kata Allah.[8]

0 komentar:

Posting Komentar